Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesia Standar (QRIS) dari bulan ke bulan terus mengalami pertumbuhan. Hal itu terlihat dari volume transaksi hingga jumlah pengguna.
"Berdasarkan data BI pada April 2024, QRIS mencatat 452,89 ribu pengguna dengan volume transaksi 1,64 ribu. Kami harap digitalisasi di NTB terus maju," kata Kepala KPw BI NTB Berry Arifsyah Harahap, Jumat (21/6/2024).
Menurut Berry, perkembangan pembayaran menggunakan QRIS di NTB masih terbilang baik. Berdasarkan data kas triwulan II hingga 13 Juni 2024, net outflow sebesar Rp 1,88 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka ini, jelas Berry, tidak lepas dari pengaruh periode hari besar keagamaan nasional (HKNB) Idulfitri, panen padi, jagung hingga libur sekolah. "Sehingga mendorong adanya peningkatan kebutuhan uang kartal," jelas Berry.
Tak hanya itu, penetrasi transaksi digital di NTB juga terus berlanjut. Transaksi real time gross settlement (RTGS) bahkan tumbuh 8,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)) minus 5,18 persen dibandingkan tahun lalu. "Ini lebih baik jika dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya," terangnya.
Tingginya transaksi QRIS di NTB juga tidak lepas dari penggunaan jumlah Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Jumlah penggunaan APMK tumbuh 13,13 persen dibandingkan tahu lalu dengan jumlah 4,97 juta. Sementara itu, uang elektronik (UE) tumbuh 12,03 persen dengan jumlah 0,95 juta dibandingkan tahun lalu.
"Penggunaan transaksi QRIS jadi perhatian kami karena perkembangannya terus menunjukkan pertumbuhan yang baik," tutur Berry.
(hsa/hsa)