Sebanyak 100 buyer paling potensial dari Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) bakal dibidik untuk mengunjungi Mandalika-Likupang pada 2025. Hal ini sebagai bentuk kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan BBTF.
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono mengatakan upaya itu dilakukan agar para buyer lebih lama tinggal di Indonesia. Para buyer nantinya dapat berada di Mandalika, Likupang, dan daerah lainnya seusai acara di Bali sekitar tujuh hari.
Marhen mengatakan hal itu dilakukan tidak lepas dari penyelenggaraan BBTF yang mampu menghadirkan 370 buyer dari 45 negara. Kemenparekraf bakal memfasilitasi akomodasi para buyer potensial tersebut selama berkunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, orang yang sudah dari Amerika dan Panama ke sini (ke Bali), kami paksa mereka untuk post tour dan kami yang fasilitasi. Mumpung dia sudah ada di Indonesia. Kalau kita datangkan dari Amerika dan Panama kan mahal," kata di sela-sela BBTF di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (13/6/2024).
Menurut Marhen, negara potensial dan yang masuk dalam top twenty saat ini adalah Australia, India, China hingga Inggris. Buyer dari berbagai negara tersebutlah yang akan diajak berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia pada 2025.
"Sedangkan yang tidak masuk top twenty dan kalau mereka mau mandiri silahkan, tetapi yang kami biayai adalah yang masuk top twenty. Prinsipnya orang berdagang, kami cari yang potensial," jelas Marhen.
Marhen menilai Bali masih menjadi magnet utama untuk mendatangkan turi asing ke Indonesia. Hal tersebut terlihat dari tingginya jumlah buyer yang datang ke BBTF 2024.
Menurutnya, travel fair di Indonesia saat ini mendatangkan sekitar 110-an buyer dan BBTF menjadi salah satu yang terbesar. Sementara travel fair lainnya rata-rata hanya diikuti 50 buyer dan maksimal 100 buyer.
"Kayak kemarin kami di Komodo Travel Mart yang jual Labuan Bajo hanya 120 (buyer) dan dari tiga negara. Sekarang kita (BBTF) 370 buyer dari 45 negara," tuturnya.
"Kalau yang lain target transaksi hanya M (miliar), di sini Rp 7 triliun. Memang Bali ini masih menjadi magnet utama untuk wisatawan yang datang ke Indonesia," tegasnya.
Marhen juga menyinggung kunjungan 14,3 juta wisatawan asing ke Indonesia 2024. 80 persen dari target itu masih diampu oleh Bali.
"Sehingga memang event ini sangat strategis bagi kami untuk pencapaian KPI (key performance indicator) kami dalam pergerakan wisatawan asing maupun nusantara," jelasnya.
BBTF, ungkap Marhen, tidak bisa ditiru dan direplikasi di daerah lainnya. Sebab, para buyer yang datang BBTF juga sekaligus ingin berwisata di Bali. "Itu magnet utama dan tidak bisa ditiru," jelasnya.
Ketua Komite BBTF 2024 Putu Winastra menyambut baik rencana Kemenparekraf yang akan mengajak 100 buyer potensial berkunjung ke luar Bali. Menurutnya, hal tersebut sangat bagus jika dapat terlaksana.
"Sehingga ketika menjual Indonesia dan dia datang ke Bali, kami ajak mereka untuk mengunjungi daerah-daerah lain yang menjadi prioritas unggulan daripada pemerintah. Sehingga ada ketertarikanlah para buyer-buyer itu untuk datang dan ikut di BBTF ini," jelasnya.
Di sisi lain, Winastra mengaku optimistis dapat melampaui target untuk menciptakan kontrak bisnis sebesar Rp 7,61 triliun pada BBTF 2024. Bahkan, kata dia, angka tersebut merupakan target dasar.
"Saya meyakini itu akan bisa melebihi target karena memang operator-operator yang datang ke sini memang operator yang sudah besar dan ada emerging market yang sebelumnya belum pernah ke sini. Bisa dilihat Panama dan Bulgaria belum pernah datang ke sini dan mereka amaze sekali untuk mengikuti event ini," terangnya.
Menurutnya, pada tahun lalu pihaknya berfokus pada tren pariwisata berkelanjutan. Sementara untuk tahun ini akan difokuskan agar wisatawan dapat benar-benar menikmati produk-produk pariwisata berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya kagum dengan 370 buyer dari 45 negara yang terlibat dalam BBTF. Hal itu diungkapkan Mahendra sesuai mengunjungi stan para buyer.
"Tadi saya lihat langsung dan jam segini sudah transaksi, itu luar biasa dan tidak ada tempat yang kosong. Jadi, kami harap acara seperti ini terus berlanjut. Bali bisa seperti ini karena di antaranya ada event-event seperti ini," ungkapnya.
Mahendra menilai Bali memiliki potensi luar biasa untuk dipromosikan dalam travel fair tersebut. Adapun keunggulan Bali, kata Mahendra, yakni alam yang indah.
Selain itu, kearifan lokal dan budaya Bali yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pun menjadi suatu keunggulan. Sehingga, kata Mahendra, itulah potensi Bali yang tidak bisa dinilai dan tidak ada bandingannya.
"Kegiatan ini saja targetnya Rp 7,61 triliun. Ini baru dari satu event seperti ini. Jadi, potensi (kepada pertumbuhan ekonomi Bali) pasti luar biasa sekali," ungkap Mahendra.
(hsa/hsa)