Bupati Manggarai Barat Curhat soal Ancaman Kelaparan ke Airlangga

Bupati Manggarai Barat Curhat soal Ancaman Kelaparan ke Airlangga

Ambrosius Ardin - detikBali
Senin, 15 Jan 2024 16:50 WIB
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi (kiri) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Perum Bulog Labuan Bajo, Senin (15/1/2024). (Ambrosius Ardin/detikBali)
Foto: Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi (kiri) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Perum Bulog Labuan Bajo, Senin (15/1/2024). (Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyampaikan kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tentang adanya ancaman kelaparan di daerah tersebut. Padahal daerah yang dipimpinnya menjadi lumbung pangan bagi NTT.

Hal itu disampaikan Edi Endi secara langsung kepada Airlangga saat acara 'Temu Wicara' dengan ratusan keluarga penerima bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Senin (15/1/2024).

Ancaman kelaparan di Manggarai Barat dipicu oleh pengerjaan perbaikan sejumlah irigasi di daerah tersebut yang tidak diselesaikan tepat waktu oleh Balai Wilayah Sungai (BWS). Walhasil, ribuan hektare sawah tak teraliri air sehingga tidak bisa ditanami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Manggarai Barat ini sedianya menjadi lumbung pangan untuk NTT. Dua tahun terakhir perhatian dari Presiden Joko Widodo ada kurang lebih tujuh irigasi teknis, karena dalam masa perbaikan, sawah di tujuh irigasi teknis itu tidak bisa ditanami," beber Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Manggarai Barat itu.

Edi Endi mengatakan BWS secara sepihak melarang petani untuk menanam, lantaran ada perbaikan irigasi. Khususnya sawah di irigasi Wae Walang, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo.

Lantaran perbaikan irigasi tak kunjung selesai, petani belum juga bisa menanam untuk tiga bulan lagi. Padahal setahun sebelumnya, petani tak bisa mengolah sawahnya karena ada perbaikan irigasi tersebut.

"Kalau ditambah 90 hari lagi, itu artinya kelaparan saya pastikan terjadi di kabupaten ini," tegas Edi Endi.

Kondisi serupa juga terjadi pada ribuan hektare sawah di Kecamatan Lembor. Petani belum juga bisa mengolah sawahnya karena ada perpanjangan waktu perbaikan irigasi di sana.

"Besar harapannya ke depan agar pihak ketiga yang mengerjakan proyek-proyek yang sifatnya ada kaitan dengan ketahanan pangan ini supaya bisa dilakukan lebih cepat dan orang yang punya kemampuan luar biasa," lanjut dia.

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat ini menyampaikan kepada Airlangga ada banyak dataran di daerah tersebut tapi kesulitan air karena jumlah bendungan atau waduk sangat terbatas.

"Ada begitu banyak dataran di kabupaten ini belum semuanya punya bendungan atau waduk. Kalau saja dibangun dua atau tiga lagi, yakin kami kabupaten ini menjadi kabupaten yang surplus dengan pangan," kata Edi Endi.

Airlangga terlihat serius menyimak curhat Edi Endi itu. Namun, tak ada tanggapan dari Airlangga.

Sebelumnya, Airlangga mengungkapkan pemerintah mengimpor 6,5 ton beras untuk penuhi kebutuhan bantuan pangan tersebut.

Ia menjelaskan pemerintah mengimpor 3,5 juta ton beras pada 2023. Sebagian besar beras itu sudah diterima dan sisanya masuk ke Indonesia pada bulan ini.

"Kemarin pemerintah impor beras sebanyak 3,5 juta ton. Tiga juta sudah masuk, 500 ribu bulan ini," kata Airlangga.

Menurutnya, impor beras tahun ini ditambah tiga juta ton. Sebanyak dua juta ton sudah proses tender oleh Perum Bulog.

"Bapak Presiden sudah memutus untuk menambah di tahun 2024 ini tiga juta lagi. Dua juta sudah ditender oleh Bulog sehingga tinggal datang, ini langsung datangnya ke daerah-daerah sehingga beras di Bulog aman," imbuh Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar itu membeberkan ada 22 juta KPM bantuan pangan CPM di seluruh Indonesia. Sebanyak 42.808 KPM ada di Kabupaten Manggarai Barat. Setiap KPM menerima 10 kilogram tiap bulan.




(hsa/gsp)

Hide Ads