Pembatasan pembelian beras maksimal 10 kilogram (kg) di ritel modern yang berlaku di Jakarta belum menular ke Bali. Hal ini ditegaskan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali.
"Informasi dari teman-teman Aprindo (27 perusahaan ritel) belum ada yang sampai melakukan pembatasan untuk pembelanjaan beras di ritel Bali," ujar Ketua DPD Aprindo Bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra, ketika dihubungi detikBali, Kamis (5/10/2023).
Menurut Ngurah Agung, sejauh ini pasokan beras di Bali masih aman. Permintaan beras dari konsumen juga masih stabil, tidak ada lonjakan, apalagi panic buying.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski stok normal, Ngurah Agung mengakui harga beras premium masih tinggi.
"Hampir dari semua brand mengalami kenaikan harga yang bervariasi tentunya. Rata-ratanya sekitar Rp 14 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogram saat ini. Harga sebelumnya Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram," ungkapnya.
Ngurah Agung menyebut adanya pembatasan pembelian beras di ritel luar Bali kemungkinan disebabkan stok beras menipis. Ini dipengaruhi oleh El Nino dan panen raya sudah berakhir.
"Mungkin juga karena memang di Jawa kan jumlah penduduknya sangat tinggi, sehingga mungkin ada permintaannya sangat besar," katanya.
Dirinya pun memprediksi pembatasan pembelian beras di ritel tersebut tidak akan terjadi di Bali mengingat normalnya supplai beras saat ini.
Menurutnya, untuk di Bali sendiri hingga saat ini belum pernah diterapkan pembatasan pembelian beras. Namun, untuk komoditas lain seperti gula dan minyak goreng pernah terjadi beberapa waktu lalu.
(hsa/gsp)