"Pengaruhnya 50 persen dari margin keuntungan. Karena kami belinya beras dari (pabrik). Apalagi sekarang di pasaran harganya Rp 15 ribu," jelas Direktur Utama Perumda DS Tabanan Kompyang Gede Pasek Wedha, Rabu (10/4/2023).
Ia mengaku cukup khawatir dengan tren harga beras yang terus membumbung tinggi. Kondisi itu membuat perusahaan kewalahan mengatur arus kas. "Itu yang kami khawatirkan," ujar Kompyang.
Meski demikian, Kompyang menegaskan bahwa sampai saat ini Perumda DS terus menyerap beras dari pabrik untuk mencukupi kebutuhan pasar kerja sama yang telah terbangun. Khususnya kluster hotel dan beberapa mitra lainnya.
Nilai serapannya mencapai 250 ton per bulan. Itu pun dengan kondisi harga pembelian beras yang telah mencapai Rp 13 ribu sejak sebulan terakhir. "Perputaran arus uang yang kami jaga dengan ketat. Kebetulan penjualan ke kluster hotel dan yang lainnya lumayan lancar," imbuhnya.
Menurutnya, dengan kondisi beras yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini, diperlukan pemikiran yang menyangkut distribusi dari hulu ke hilir. Salah satunya yakni dengan melakukan kerja sama dengan para petani.
"Berikan bibit. Berikan pendampingan. Pupuk. Sehingga bia dikontrol (harganya). Dari sisi kami minimal kami sudah punya gabah," sebutnya.
Sementara itu, dari laporan harga harian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan, harga beras premium berkisar di antara Rp 14 ribu-Rp 15 ribu per kilogram. Sedangkan, harga beras medium Rp 13 ribu per kilogram dan beras medium Bulog Rp 11 ribu per kilogram.
(hsa/nor)