Program Zero Emission CO² 2045 yang digaungkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dinilai tidak akan 100 persen dapat terwujud. Masyarakat dan para turis tidak mungkin datang ke Bali tanpa menghasilkan polusi dalam bentuk apapun.
"Kalau bicara emisi, rasanya tidak mungkin untuk zero. Zero emission dalam arti kita tidak memproduksi emisi sama sekali. Para wisatawan dari seluruh dunia naik pesawat, pasti menghasilkan emisi," kata Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo di Uluwatu, Badung, Jumat (29/9/2023).
Nah, Fadjar punya solusi untuk mengatasi emisi dan polusi yang dihasilkan para turis di Bali. Menurutnya, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif punya program Zero Carbin Tourism.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program tersebut bertujuan mendorong pemerintah daerah, termasuk Pemprov Bali, mengupayakan aktivitas pembangunan wilayah dan ekosistem wisata yang ramah lingkungan.
Fadjar mencontohkan dengan upaya penanaman pohon dan pembudidayaan mangrove. Upaya itu tadi nantinya akan berfungsi sebagai kompensasi atau menekan kadar emisi dan polusi yang dihasilkan oleh para turis.
"Apa yang dilakukan, jadi kalau sudah bikin 'dosa karbon', bisa dengan ikhtiar set off. Misalnya, menanam pohon mangrove. Ada upaya-upaya yang bisa dikompensasi," kata Fadjar.
Kemudian Fadjar juga menyarankan atraksi wisata ramah lingkungan lain yang dapat segera dilakukan Pemprov Bali. Contohnya, mendorong semua wisatawan domestik dan mancanegara agar selalu menjaga kebersihan pantai.
Selain itu, juga dapat dengan cara menggalakkan penggunaan kendaraan bermotor berbasis listrik. "Lalu, desain hotel yang lebih green building certificate," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, KemBali Becik melakukan survei terkait emisi gas rumah kaca terhadap 1.011 wisatawan dan 325 pelaku bisnis pariwisata di Bali pada Juli 2023. Hasil survei mengungkapkan emisi CO2 yang dikeluarkan per wisatawan di Bali mencapai 0,02479 ton per hari.
Emisi yang dihasilkan oleh wisatawan setara dengan berat 21 kelapa. Jika ditotalkan pada rata-rata wisatawan mancanegara yang memilih tinggal di Bali selama 14 hari, maka emisi yang dihasilkan sebesar 0,34709 ton atau seberat 290 butir kelapa.
(hsa/hsa)