Meski tak berada di kawasan dataran tinggi, tidak menyurutkan niat salah seorang warga di Desa Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, membudidayakan jamur tiram. Memanfaatkan sisa lahan di belakang rumah, I Gusti Bagus Gede Mahajaya (59) tetap bisa cuan dari budidaya jamur.
Pria asal Banjar Gambang, Desa Mengwi, itu mampu panen 8-10 kilogram jamur setiap hari. Ia menjualnya Rp 20 ribu per kilogram ke sejumlah pelanggan di pasar-pasar tradisional terdekat.
"Kami bisa katakan prospek usaha jamur ini menjanjikan dan sangat terbuka buat siapa saja yang ingin memulai, mencoba (budidaya jamur)," ujar Mahajaya, Minggu (24/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahajaya bercerita budidaya jamur berawal dua tahun silam dengan melihat lahan sisa di rumah yang belum termanfaatkan maksimal. Awal mula ia mengembangkan jamur merang setelah ikut dalam beberapa pelatihan.
Bagi Mahajaya, suhu ideal untuk pengembangan jamur tiram berkisar antara 20 derajat sampai 28 derajat celsius. Cocok dibudidayakan di kawasan lembab cenderung sejuk.
Namun dia tidak mau kalah dengan kondisi wilayah Mengwi yang berada di dataran rendah. Ia mengakalinya dengan membuat ruang fermentasi yang tinggi serta kedap cahaya. Ia juga mempertahankan lantai dengan tanah untuk menjaga kelembaban.
"Kawasan Mengwi ini kan agak panas. Jadi perlu membuat bentuk rumah yang tertutup dengan atap yang tinggi dan menggunakan genteng lembab sehingga agak dingin. Setiap saat lantai tanah ini kami siram air," tutur pria pensiunan ASN ini.
Ia mengakui kelemahannya belum bisa membuat baglog sendiri. Ia masih membeli wadah fermentasi jamur itu di Pulau Jawa seharga Rp 3.000. Kini Mahajaya punya 2.000 baglog dalam pembelian secara bertahap dan ditempatkan dalam ruangan berukuran 7x9 meter.
"Saya beli baglog bertahap tujuannya supaya panen bisa bertahap. Artinya masing-masing tempat fermentasi itu menghasilkan jamur di periode panen yang berbeda waktunya. Jadi bisa panen setiap hari," ungkap dia.
"Isi baglog itu campurannya serbuk kayu albesia, dedak, dan kapur gamping. Setelah itu tambah air dan fermentasi dua hari lalu dipadatkan lalu dikunci dan dikukus 9 jam untuk memastikan bakteri. Kami diamkan lalu ditanami bibit dan dibalut kertas sehingga tunggu tumbuh miselium," bebernya.
Satu baglog berisi satu sendok bibit dengan masa tumbuh 3 bulan. Jamur itu tumbuh bergilir dan ada juga yang bersamaan sehingga jamur bisa dipanen setiap hari.
Ia mengingatkan agar jamur tidak dipanen terlalu tua atau terlalu kuning. Sebab jamur kualitas seperti itu tidak bakal diterima pasar.
(dpw/nor)