Menghadapi fenomena El Nino dan mengurangi beban petani, 400 hektare sawah di Kabupaten Gianyar, Bali, mendapat bantuan bibit gratis. Ratusan hektare sawah itu melingkupi 15 subak (sistem pengairan Bali) di Kecamatan Gianyar dan Sukawati.
Kepala Seksi (Kasi) Tanaman Pangan Hortikultura Dinas Pertanian Gianyar Gusti Ayu Sugitarina Oka bantuan bibit ini merupakan bantuan tahap kedua.
Baca juga: Kualitas Udara Ubud Terburuk-Denpasar Baik |
"Ini merupakan bantuan tahap kedua, tahun 2023 pada tahap tanam kedua, terlebih akan menghadapi el nino dengan kemarau cukup panjang ke depan, jadi bisa memudahkan petani dan memperingan biayanya," kata Sugitarina Oka, Selasa (22/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis bibit bantuan tersebut merupakan yang biasa digunakan oleh petani di Gianyar, yakni Infari 32. Selain mudah dalam perawatan, juga lebih tahan terhadap penyakit.
"Keunggulannya, tahan terhadap penyakit hawar dan bakteri daun, tahan terhadap penyakit blas ras dan tungro," terang Sugitarina.
Penyakit-penyakit tersebut biasanya rawan menjangkiti padi pada musim tanam tahap kedua dengan intensitas air lebih sedikit.
Diperkirakan, dengan bibit tersebut, satu hektare sawah bisa menghasilkan delapan ton gabah kering.
Target Dinas Pertanian Gianyar pada tahun tanam kedua 2023 ini dengan luas tanam seribu hektare memasuki musim kemarau 2023 sudah terlampaui. Yakni, luas tanam sudah mencapai 1.744 hektare lebih sampai akhir Juni lalu.
"Luasan tanam sampai Agustus ini, sudah lebih dari 2.000 hektare, sehingga target luas tanam sudah melampaui target yang ditetapkan Kementerian Pertanian, sebagai program antisipasi El Nino 2023," jelasnya.
Gianyar sampai saat ini memiliki luas sawah lebih dari 13.000 hektare. Tersebar di Gianyar utara, Payangan, Tegalallang, dan Tampaksiring. Sebagian besar sudah memasuki masa tanam. Sementara, petani di wilayah selatan Gianyar memanfaatkan lahan dengan menanam palawija atau bunga di musim kemarau ini.
(hsa/gsp)