Uji coba padi Muldoko 70 Day (M70D) sudah diterapkan di Kabupaten Klungkung, Bali, sejak dua tahun terakhir. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan varietas padi MD70D ini tergolong jenis baru yang unggul di kelasnya.
"80 hari sudah panen, padi biasa 145 hari, hasilnya dari beberapa kali uji coba sangat memuaskan," ujar Juanida, Kamis (3/8/2023).
Padi M70D bisa empat kali panen dalam setahun. Sayang, para petani di Klungkung belum bisa memanfaatkan padi ini lantaran kurangnya pasokan air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Juanida, pasokan air di masing-masing subak berbeda. Ada yang bisa tanam padi dua tahun sekali, ada setahun sekali dan sangat jarang dengan sistem dua kali padi dan sekali palawija.
"Paling banyak padi di Klungkung cuma satu kali, air kurang memadai karena sumber air utama dari Tukad Unda harus berbagi antara subak yang ada," jelasnya.
Juanida membeberkan panen maksimal padi jenis itu di Klungkung hanya bisa dua kali. Sebab, harus disela dengan tanaman palawija. Jika dipaksakan empat kali panen padi, maka unsur hara pada lahan akan cepat rusak.
Petani yang menanam MD70D sudah mendapat paket bibit beserta pupuk-pupuknya. "Secara khusus pupuk organik milik Klungkung belum pernah diujikan pada padi ini," terang Juanida.
Walaupun sudah dua tahun diujicobakan, tapi belum ada subak yang menanam permanen. Uji cobanya ada di Subak Selisihan, Subak Takmung, Subak Sedayu, Subak di Getakan, dan Subak Sampalan Baler Margi.
"Semua lahan sudah pernah diujicobakan pada subak-subak tersebut. Dengan hasil ubinan (luas) 2,5 meter persegi, hasil gabah yang diperoleh sebanyak tiga kilogram," jelasnya.
Sementara itu, Kelihan Subak Sampalan Baler Margi Nengah Sukirta mengatakan luas Subak Sampalan Baler Margi 91 hektare, tapi yang dipakai uji coba varietes M70D hanya 24 are.
"Umur padi yang panen 74 hari dengan pupuk poska satu sak, pupuk urea satu sak dan penyemprotan paten, kami sudah panen Senin lalu," ujar Sukirta.
Sukirta mengatakan ke depan akan terus mengembangkan padi jenis ini. Selain perawatan lebih mudah dan panen lebih cepat, hasilnya juga bagus.
Lahan basah di Klungkung tercatat sekitar 3.572 hektare. Saat ini yang terisi padi sekitar 60 persen. Sistem pengairan subak dilakukan bergiliran, sehingga ada yang menanam padi dan sebagian palawija agar kebutuhan air tercukupi.
(hsa/gsp)