Cerita Warga Denpasar Antre di Legian demi LPG 3 Kg

Badung

Cerita Warga Denpasar Antre di Legian demi LPG 3 Kg

Ronatal Siahaan, Agus Eka, Putu Krista - detikBali
Kamis, 27 Jul 2023 16:20 WIB
Antre gas elpiji 3 kilogram di Kantor Kelurahan Legian, Kuta, Badung, Kamis (27/7/2023).
Foto: Antre gas elpiji 3 kilogram di Kantor Kelurahan Legian, Kuta, Badung, Kamis (27/7/2023). Ronatal Siahaan/detikBali
Badung -

Sejumlah warga mengantre gas elpiji 3 kilogram (kg) di depan Kantor Kelurahan Legian di Jalan Sri Rama, Legian, Kuta, Badung, Kamis (27/7/2023). Beberapa di antara mereka mengaku sudah berhari-hari kesulitan mendapatkan elpiji.

"(Elpiji dipakai) Untuk jualan. Biasanya jualan nasi campur," ujar Chika, salah seorang warga yang mengantre.

Dia mengaku butuh minimal enam gas elpiji 3 kg dalam sehari untuk keperluan usahanya. "Saya tuh sehari minimal harus punya enam (gas elpiji 3 kg)," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chika harus berkendara selama 20 menit dengan sepeda motor untuk mengantre gas elpiji di Kantor Kelurahan Legian. Sebab, gas melon sangat langka di dekat rumahnya. "Sangat parah susahnya. Langka. Saya bahkan nungguin sampai berjam-jam," ujarnya.

Chika sudah dua minggu kesulitan mencari gas melon. "Kalau nggak ada ya udah diem. Gimana lagi? Lebih baik kan diem daripada nyari juga. Ini kan karena ya hemat (murah). Jadi, saya terjang ke sini (Kantor Kelurahan Legian)," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Warga lainnya, Eva, mengaku sudah seminggu kebingungan mencari elpiji. Padahal, dia sehari-hari butuh gas untuk berjualan makanan. "Kalau saya ini sudah satu minggu (mencari gas melon), soalnya kan saya dagang nasi," kata Eva yang membeli dua tabung gas elpiji.

Dia mengaku telah berkeliling untuk mencari gas elpiji 3 kg. "Udah kemana-mana. Ke Tuban. Ke Tulan. Butuh gas, jadi susah sekali nyarinya," tuturnya.

Bu Eva juga mengatakan bahwa dia tak ingin keliling untuk mencari gas elpiji saban hari. Dia menilai bahwa pencarian gas melon menghambat usahanya. "Soalnya kan nggak mungkin kami keliling tiap hari cari gas. Ya, kemarin aja kalau nggak dapat gas kami mau tutup," imbuhnya.

Pasar Murah Mengwi 'Digeruduk'

Sejumlah warga dari beberapa desa di Kecamatan Mengwi, Badung, mendatangi penyaluran gas elpiji 3 kilogram (kg) di depan Kantor Desa Mengwi, Kamis (27/7/2023). Sebanyak 560 tabung gas disuplai dari sejumlah agen di Kabupaten Badung.

Penyaluran gas Elpiji bersubsidi ini dilakukan kembali setelah sejumlah warga di beberapa wilayah di Badung mengalami kesulitan mendapat gas. Terutama di wilayah Kuta Utara dan sekitarnya.

Pantauan detikBali, sejumlah warga sulit mendapat gas di warung-warung pengecer di kawasan Dalung Permai, Kerobokan, hingga Desa Buduk, Abianbase hingga Sading-Sempidi.

Salah seorang warga Mengwi, Ketut Sudana (60) mengakui gas 3 kg belakangan memang sulit didapat di tingkat pengecer. Karena itu ia memilih memanfaatkan pasar murah yang digelar Pemkab Badung ini karena harganya lebih murah yakni Rp 18 ribu per tabung.

Warga lainnya, Ketut Subagiarta (45) justru mengaku tidak sulit mencari gas 3 kg di warung-warung di dekat rumahnya di Desa Mengwi. Meski dia tahu informasi kelangkaan gas di warung sejak beberapa hari terakhir. "Mungkin daerah Dalung ke selatan itu yang minim di warung," katanya.

Salah satu agen gas di Badung, I Made Anom Putra (52) menegaskan, kondisi yang terjadi di pasaran lebih karena pemakaian gas yang meningkat, baik oleh rumah tangga maupun usaha mikro. Sebab penyaluran gas oleh 11 agen di Kabupaten Badung tidak mengalami kendala.

"Penyaluran gas ke pengecer aman. Tapi diduga pemakaian meningkat dan UMKM yang sedang bertumbuh. Termasuk diduga ada migrasi dari gas 12 kg ke 3 kg banyak karena mobilitas gampang," kata Anom.

Menurut Anom, warga bisa membeli gas 3 kg di pasar murah dengan syarat membawa KTP. Satu orang dapat membeli maksimal dua tabung dengan harga Rp 18 ribu per tabung.

"Kami menunggu pemerintah untuk pengadaan pasar murah. Kalau ada permintaan, dikomunikasikan ke pihak Pertamina, baru ke Hiswana Migas. Nanti ada 11 agen di Badung yang siap back up tergantung wilayah permintaan terdekat," pungkas Anom.

Kelangkaan Gas Juga Terjadi di Gianyar

Selain Kota Denpasar, di Kabupaten Gianyar juga terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar Luh Gde Eka Suary menyebut sudah menurunkan tim untuk memantau ke agen dan penyalur.

"Kami mendapat keluhan di media sosial yang mana banyak masyarakat yang kesulitan mendapat gas melon tersebut, sehingga kami menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan pemantauan, dan benar ada sejumlah wilayah yang memang mengalami kelangkaan," terang Eka Suary, Kamis.

Dia menjelaskan dari hasil pengecekan, penyebab langkanya gas 3 kg ini lantaran kebutuhan masyarakat meningkat jelang Hari Raya Galungan dan musim upacara ngaben. Selain itu, Eka berdalih anak-anak sekolah yang mandi pagi menggunakan air hangat karena cuaca dingin memberi andil peningkatan konsumsi gas.

"Hari libur juga pengiriman tidak ada menjadi salah satu penyebabnya," imbuhnya.

Mengatasi kelangkaan, Disperindag Gianyar juga pun telah menyebar elpiji melon ke masing-masing desa dengan menggelar operasi pasar dengan harga Rp 18.000 per tabung.

"Tapi untuk daerah yang kurang kami sudah sebar ke masing-masing desa di Gianyar. Kami punya agen epiji 3 kilogram sebanyak sembilan agen dan elpiji 25 kilogram ada 2," paparnya.




(hsa/gsp)

Hide Ads