Salah satu suguhan tamu yang tidak pernah absen saat hari raya Idul Fitri adalah kue kering. Salah satu kue kering yang banyak peminat adalah nastar.
Seorang pembuat kue kering rumahan di Denpasar, Lina Herlina mengatakan saat ini kebanjiran orderan kue kering. Ia mendapat pesanan sebanyak 200-an toples dan 10 kilogram kue kering.
Dari pesanan yang diterima, kebanyakan yang dipesan adalah nastar. Nastar merupakan kue kering yang identik dengan hari raya Idul Fitri dengan isian selai nanas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir 100 persen yang dipesan jenis nastar, sisanya jenis kue kering lainnya," ungkapnya di sela-sela membuat kue pesanan pelanggan, Minggu (16/4/2023)
Usaha kue kering yang diberi nama Mama Lina Cookies & cake itu sudah berdiri dari 2011. Lina mengaku ia hanya menerima pesanan dengan sistem pre-order (PO) atau pesan dahulu baru dibuatkan. Saat ini, ia sudah tutup PO.
Lina hanya mengandalkan promosi melalui Whatsapp dan Instagram saja. Selain sudah punya pelanggan tetap, ia juga punya lima reseller.
Untuk harga dibanderol Rp 65 ribu dan Rp 75 ribu per toples. Untuk tahun ini, harga tersebut naik karena faktor bahan-bahannya yang naik, seperti telur, keju dan tepung.
"Kenaikannya sekitar Rp 20-30 ribu per tahun ini, jadi terpaksa harus dinaikin harganya (nastar)," ujar wanita asal Denpasar tersebut.
Lina menjelaskan dalam sehari bisa membuat sebanyak 17 toples kue kering dengan empat resep dari pagi ke malam.
Baca juga: 3 Rute Primadona Saat Liburan Lebaran |
Mama Lina Cookies & Cake memproduksi beberapa jenis kue kering lain seperti kastengel, salju, karamel kacang, coklat kacang, coklat keju, dan masih banyak lagi.
Untuk kenaikan pemesanan kue kering, Lina mengaku ada kenaikan 25 persen dibanding tahun sebelumnya. Karena saat pandemi, kebanyakan orang membuat kue kering sendiri. Lina hanya menjual saat momen tertentu saja, seperti Lebaran, Imlek, dan Natal.
(nor/efr)