.webp)
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat inflasi Kota Denpasar pada Maret 2023 sebesar 0,03 persen. Dengan capaian ini, Denpasar menempati urutan ke-65 dari total 65 kota di Indonesia yang mengalami kenaikan indeks harga konsumen (IHK).
"Inflasi terendah ini, artinya angka yang luar biasa bagi Kota Denpasar dalam pengendalian inflasi. Upaya kami dalam sebulan membuahkan hasil," ujar Kepala Bagian Ekonomi Pemkot Denpasar Made Saryawan, Selasa (4/4/2023).
Selama beberapa waktu belakangan, ia melanjutkan, Pemkot Denpasar berupaya mengendalikan lonjakan inflasi, antara lain dengan menggelar operasi pasar dan bazar pangan murah di beberapa kecamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bulan depan, kami berupaya untuk mengendalikan inflasi dengan operasi pasar, pasar murah, dan bazar pangan murah yang diselenggarakan oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait," jelasnya.
Terkait komoditas cabai rawit yang jadi penyumbang utama inflasi di Denpasar, Saryawan menilai, perubahan cuaca mengakibatkan panen menurun, khususnya di Jawa dan Lombok.
"Sehingga, cabai rawit datang terlambat dan harganya juga jadi cukup tinggi, terutama pada awal Maret 2023 ini," tutur Saryawan.
Ia juga menyebut sedang menangani persoalan cabai rawit. Salah satunya menjalin kerja sama dengan daerah lain di Bali untuk memasok cabai rawit jika pasokan di Denpasar susut.
"Menjelang hari raya keagamaan, harga komoditas memang perlu diantisipasi. Kami berupaya untuk terus melaksanakan operasi pasar dan pasar murah supaya masyarakat terbantu dengan gerakan itu," terang dia.
Saryawan berharap inflasi Denpasar pada April 2023 dapat ditekan hingga menjadi 0,02 persen secara month to month.
"Mudah-mudahan upaya maksimal pengendalian inflasi di Kota Denpasar dapat terjaga dan kami upayakan apa yang jadi program pimpinan kami tentang pengendalian inflasi bisa stabil," tandasnya.
(BIR/BIR)
