Inovatif, Garam Aneka Rasa Olahan Petani Desa Les Buleleng

Inovatif, Garam Aneka Rasa Olahan Petani Desa Les Buleleng

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 11 Des 2022 23:15 WIB
Ketua BUMDes Sari Lertari Desa Les, Ketut Agus Winaya saat memperlihatkan produk garam palungan aneka rasa.
Ketua BUMDes Sari Lertari Desa Les, Ketut Agus Winaya saat memperlihatkan produk garam palungan aneka rasa. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Les punya produk unggulan yang inovatif, yakni garam palungan aneka rasa. Garam khas Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali, itu diekstrak dengan aneka macam campuran alami seperti cabai, daun kelor, hingga serai.

Ketua BUMDes Sari Lertari Desa Les, Ketut Agus Winaya mengatakan ide membuat garam berbagai rasa itu muncul saat pandemi COVID-19. Saat itu banyak warga yang dirumahkan. BUMDes setempat menampung aspirasi warga hingga tercetuslah ide membuat garam palungan berbagai rasa.

"Sejak COVID karena semua dirumahkan, kami mulai inovasi. Kami lihat di Youtube, ternyata garam rasa ini banyak digunakan pada es krim di luar negeri," kata Agus, Minggu (11/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menambahkan, saat ini ada enam varian garam palungan yang diproduksi. Di antaranya rasa cabai, daun kelor, serai, jeruk limau, bawang putih, dan rosemary. Garam aneka rasa ini dikemas secara modern dan dijual dengan harga Rp 40 ribu untuk kemasan 250 gram.

Menurut Agus, proses pembuatan garam ini menghabiskan waktu sekitar 2 minggu. Hal itu karena prosesnya bergantung pada cuaca.

Saat cuaca hujan, para petani garam tidak bisa melakukan produksi. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi garam selama 3 hari. Garam yang sudah jadi diolah kembali untuk dijadikan garam aneka rasa.

Garam kemudian dijemur, disangrai, dan disaring untuk menghasilkan tekstur yang lebih halus. Sementara itu, sayuran dan buah yang digunakan sebagai penambah rasa dikeringkan lalu dihaluskan menggunakan blender.

Setelah halus, berbagai perasa alami itu selanjutnya dicampurkan dengan garam dan disangrai berbarengan. Saat kedua bahan tersebut menyatu, garam aneka rasa itu langsung dikemas dan siap dijual.

"Pemasaran kami di seputaran Desa Les dengan sasaran wisatawan asing yang berkunjung. Kami juga kerjasama dengan vila di sini," pungkasnya.




(iws/iws)

Hide Ads