Ethneeq menjadi satu dari 5 usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Bali yang ditunjuk sebagai pemasok suvenir resmi Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali. Produk yang disediakan UMKM ini yaitu tas berbahan kain goni yang dikombinasikan dengan kain endek Bali.
Co Founder Ethneeq, Aqmarina Sandi (24) menuturkan, pihaknya menyiapkan sebanyak 650 item tas goni dalam main event KTT G20. Ada 3 desain tas yang disiapkan, yakni structured bag, work bag, dan pouch.
"Tas berbahan kain goni yang merupakan bahan ramah lingkungan karena berasal dari serat alam. Makin istimewa karena kami kombinasikan dengan kain endek khas Bali," kata Rina saat ditemui di Denpasar, Jumat (4/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, produk-produk tersebut nantinya akan diberikan kepada delegasi KTT G20, Kementerian RI, dan perwakilan lembaga penting lainnya. Proses pengerjaan 650 produk tas tersebut melibatkan 12 orang. Adapun batas waktu pengumpulan produk suvenir tersebut hingga 10 November 2022.
Rina mengaku usahanya terpilih sebagai pemasok suvenir KTT G20 karena produk yang ditawarkan dinilai mewakili beragam bahan lokal serta bersifat sustinability. Selain itu, ia mengaku produknya juga berkolaborasi dengan perajin lokal.
"Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, salah satunya sustainability dari keberlanjutan perusahaannya, value dari brandnya atau story behind the product," ujar perempuan lulusan Sarjana Pertanian di Universitas Diponegoro Semarang ini.
Selain memproduksi suvenir untuk main event KTT G20, sebelumnya Rina juga mendapat kepercayaan untuk memproduksi suvenir pada side event. Menurutnya, KTT G20 juga menjadi ajang bagi para UMKM untuk menunjukkan produk lokal dan kebudayaan Indonesia.
Produk Ethneeq memiliki kurang lebih 36 desain yang dibanderol mulai dari harga Rp 125 ribu hingga Rp 1,2 juta. Dari segi penjualan, ia mengaku berbagai pembeli produknya banyak berasal dari Jakarta hingga Malaysia dan Singapura.
"Rata-rata omzet bulanan paling rendah seinget saya ada di kisaran Rp 60 juta per bulan dan tertingginya bisa sampai Rp 200 jutaan," imbuhnya.
(iws/dpra)