Imbas BBM Naik, Pemilik Warung di Buleleng Akan Kurangi Porsi Makanan

Imbas BBM Naik, Pemilik Warung di Buleleng Akan Kurangi Porsi Makanan

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 04 Sep 2022 14:24 WIB
Salah satu rumah makan di Buleleng, yang berencana mengurangi porsi jualan karena dampak kenaikan BBM, Minggu (4/9/2022).
Foto: Salah satu rumah makan di Buleleng, yang berencana mengurangi porsi jualan karena dampak kenaikan BBM, Minggu (4/9/2022).(Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Pelaku usaha rumah makan di Buleleng berencana untuk mengurangi porsi makanan yang mereka jual. Langkah itu diambil usai harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non subsidi resmi dinaikkan oleh Pemerintah pada, Sabtu (3/8/2022) kemarin.

Seorang pemilik usaha warung makan di Buleleng bernama Ayu (50) mengatakan kenaikan harga BBM pastinya akan berimbas pada harga bahan pokok. Lantaran biaya pengiriman barang pastinya bakal naik.

Kendati demikian, ia tidak berencana untuk menaikkan harga makanan. Sebab menurutnya tidak mungkin untuk menaikkan harga makanan, apalagi pelanggannya, hampir semua berasal dari kalangan mahasiswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau menaikkan harga makanan, nggak mungkin, karena yang belanja di sini kebanyakan anak mahasiswa," kata Ayu kepada detikBali, Minggu (4/9/2022).

Lebih lanjut Ayu mengatakan bahwa hingga saat ini, dirinya belum merasakan dampak dari kenaikan harga BBM tersebut. Namun sebagai langkah antisipasi ia berencana untuk mengurangi porsi makanan yang dijualnya. Di mana menurut Ayu, hal itu merupakan langkah yang lebih tepat ketimbang menaikkan harga makanan.

ADVERTISEMENT

"Belum ada dampaknya, karena baru kemarin kenaikannya, kalau sudah jalan seminggu mungkin baru merasa dampaknya. Kalau ada dampak palingan porsinya yang saya lebih sedikitin," katanya.

Di sisi lain salah seorang pedagang kaki lima yang berjualan es kelapa muda menggunakan mobil bak terbuka di areal Taman Kota Singaraja, Putu Budi Artawan, mengaku masih bingung untuk menentukan langkah terkait dampak kenaikan BBM.

Dirinya yang kesehariannya bekerja menggunakan mobil tentunya bakal kena imbas. Apalagi kelapa muda yang ia gunakan diambil dari daerah yang cukup jauh yakni di Kecamatan Kubutambahan. Ia pun belum punya rencana untuk menaikkan harga maupun mengurangi porsi jualannya.

"Kalau dinaikkan harganya saya kasihan sama pelanggannya karena kan situasi seperti sekarang ini serba sulit. tapi kalau dikurangi porsinya saya takut pelanggan pada komplain," tukas pria asal Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Bali itu kepada detikBali, Minggu (4/9/2022).

Untuk diketahui harga BBM subsidi hingga non subsidi resmi dinaikkan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah mengumumkan harga baru BBM ini mulai berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Di mana harga pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000/liter. Kemudian harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 jadi Rp 6.800/liter. Selain itu Pertamax juga ikut mengalami kenaikan, yakni dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.




(kws/kws)

Hide Ads