Karyawan-Ojol di Denpasar Keluhkan BBM Naik, Usul Pemerintah Kaji Ulang

Karyawan-Ojol di Denpasar Keluhkan BBM Naik, Usul Pemerintah Kaji Ulang

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Sabtu, 03 Sep 2022 19:35 WIB
Suasana di Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali pada Sabtu (3/9/2022) pasca pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax
Foto: Suasana di Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali pada Sabtu (3/9/2022) pasca pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax. (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022). Peraturan tersebut pun berlaku mulai pukul 15.30 WITA. Tak sedikit dari warga dengan lintas profesi, seperti karyawan dan ojek online (Ojol) yang mengeluhkan kenaikan harga BBM, khususnya Pertalite.

"Pernah sih baca di Instagram ada isu itu (kenaikan harga BBM) tapi katanya batal. Ini saya malah baru tahu info terbarunya dari Mbak. Kalau bisa Pemerintah jangan menaikkan harga dululah soalnya ekonomi belum stabil. Apalagi untuk saya yang ngekos dan merantau sambil kerja begini," ucap seorang karyawan di Denpasar, Dwi Nana Pratiwi (24) ketika ditemui detikBali di Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali. pada Sabtu (3/9/2022).

Ia mengaku harga BBM naik dengan nominal berapa pun akan sudah sangat terasa merugikan baginya. Dirinya pun berharap pemerintah bisa mengkaji ulang keputusan yang terbilang mendadak tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Solusi untuk saya sendiri mau tidak mau saya harus lebih hemat dan irit di pengeluaran lain supaya uangnya bisa dipakai untuk beli BBM," ungkapnya.

Keluhan akan naiknya harga BBM khususnya Pertalite juga diungkapkan oleh Wayan Sudira (50). Pria yang berprofesi sebagai pengendara ojek online (Ojol) tersebut mengaku bahwasanya kenaikan harga BBM tersebut sangat menyusahkan bagi masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Menyusahkan dan merugikan apalagi saya kerjanya harus pakai motor untuk keliling. Dengan kenaikan harga ini pengeluaran lebih bertambah dan belum lagi nanti pasti akan diikuti dengan kenaikan harga-harga barang," tuturnya.

Ia mengaku meski harga BBM naik, tidak akan membuatnya mengurangi penggunaan BBM, mengingat sumber tenaga dalam Ia bekerja sebagai Ojol ada pada BBM.

"Beli takaran liternya tetap tetapi untuk pengeluaran bensinnya pasti akan lebih. Saran saya ke pemerintah, boleh-boleh saja Pertalite naik tapi kalau bisa nantinya jangan sampai diikuti dengan naiknya harga barang-barang," ungkap pria yang telah menekuni profesi Ojol selama satu tahun tersebut.

Sementara itu, Operator Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali, Gusti Putu Arya (53) mengaku banyak pengendara yang tidak mengetahui adanya kenaikan harga BBM yang diumumkan Pemerintah pada siang tadi. Sehingga, kata Arya, dari pantauannya tidak ada lonjakan pengendara kendaraan yang secara beramai-ramai datang untuk membeli BBM sebelum naiknya harga.

"Semuanya normal. Tapi, tadi SPBU sempat tutup sementara dari pukul 15.45 sampai 16.00 Wita karena masih menunggu penyesuaian perubahan harga dari Telkom. Karena semuanya otomatis diatur dari Telkom tapi sekarang SPBU sudah buka lagi," ungkapnya.

Untuk diketahui, pemerintah telah resmi menetapkan harga BBM jenis pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter yang dimana dari harga awal Rp 7.650 per liter. Kemudian, harga solar juga naik menjadi Rp 6.800 per liter yang dari awalnya Rp 5.150 per liter. Tak hanya itu saja, harga Pertamax pun ikut naik menjadi Rp 14.500 per liter dari harga awal Rp 12.500 per liter.




(kws/kws)

Hide Ads