Pertamina Sebut Kuota Pertalite-Solar Menipis

Pertamina Sebut Kuota Pertalite-Solar Menipis

Tim detikFinance - detikBali
Jumat, 02 Sep 2022 13:39 WIB
Antrean sepeda motor yang mengular di salah satu SPBU Gresik
Ilustrasi - Antrean sepeda motor yang mengular di salah satu SPBU. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Bali -

Isu kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM subsidi menyeruak sejak beberapa hari terakhir. Seiring dengan itu, kuota BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar saat ini kabarnya semakin menipis. Jika diibaratkan dengan indikator bahan bakar di kendaraan, jarum indikatornya mulai mengarah ke 'E'!

Menurut catatan PT Pertamina Patra Niaga selaku anak usaha PT Pertamina (Persero), kuota Pertalite hingga Agustus 2022 tersisa 3,55 juta kiloliter (KL) dari yang ditetapkan tahun ini 23,05 juta KL.

"Penyaluran Pertalite hingga bulan Agustus sudah mencapai 19,5 juta KL dari kuota 23.05 juta KL," kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Jumat (2/9/2022) sebagaimana dikutip dari detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya kuota Pertalite, BBM subsidi jenis Solar saat ini penyalurannya disebut sudah mencapai 10,9 juta KL dari kuota yang ditetapkan 14,9 juta KL. Itu berarti, kuota Solar yang tersisa cuma 4 juta KL sampai Agustus 2022.

Terkait sisa kuota di atas, Irto membenarkan bahwa BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar bisa habis pada pertengahan Oktober 2022.

ADVERTISEMENT

"(Akan habis sebelum akhir tahun) bila tidak ada pengaturan dan penyaluran seperti biasa," terangnya.

Seperti diketahui, pemerintah dan Pertamina sendiri sudah menyiapkan rencana program pembatasan pembelian Pertalite dan Solar agar lebih tepat sasaran. Termasuk dengan regulasi yang mengharuskan konsumen melakukan pendaftaran melalui MyPertamina.

Terkait rencana kenaikan harga BBM subsidi seperti Pertalite, Irto hanya menjawabnya singkat. "Masih menunggu arahan dari pemerintah," imbuhnya.

Harga BBM Non Subsidi Justru Turun

Di tengah isu kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar, PT Pertamina (Persero) justru menurunkan harga BBM non subsidi. Penyesuaian ini dilakukan per 1 September 2022 pukul 00.00. Adapun harga BBM yang disesuaikan adalah Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite (CN 51) dan Pertamina Dex (CN 53).

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, harga jenis BBM umum (JBU) bersifat fluktuatif mengikuti perkembangan tren minyak dunia, seperti acuan harga rata-rata produk minyak olahan Mean of Platts Singapore (MOPS/argus).

"Penyesuaian harga BBM Pertamax Turbo dan Dex Series merupakan komitmen Pertamina untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Sekaligus, sebagai upaya kami mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan produk-produk BBM Pertamina yang berkualitas dengan nilai angka oktan dan cetane yang tinggi, serta lebih ramah lingkungan," ungkap Irto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/9/2022).

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memegang harga baru untuk BBM Pertamax dan Pertalite. Bahkan disebutkan bahwa pengumuman kenaikan dilakukan 1 September 2022 kemarin.

Presiden Jokowi pun menepis kabar tersebut. Nyatanya pada 1 September juga tidak dilakukan pengumuman. Dia menegaskan bahwa terkait harga BBM masih dalam proses perhitungan yang sangat hati-hati.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," tegasnya di Tembagapura, Mimika, Papua, Kamis (1/9/2022).

"Masih dalam proses dihitung dengan kehati-hatian," tegasnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads