Banyak Salak Membusuk, Hasil Panen Petani Karangasem Menurun

Banyak Salak Membusuk, Hasil Panen Petani Karangasem Menurun

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Senin, 22 Agu 2022 07:00 WIB
I Nengah Putu Murtika, saat ditemui di kebunnya di Banjar Dinas Karanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali, Minggu (21/8/2022).
I Nengah Putu Murtika, saat ditemui di kebunnya di Banjar Dinas Karanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali, Minggu (21/8/2022). (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Hasil panen petani salak di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami penurunan. Petani salak di Gumi Lahar mengaku buah salak mereka banyak yang membusuk sebelum masa panen tiba.

I Nengah Putu Murtika (58) salah seorang petani salak asal Banjar Karanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, menyebut kondisi itu terjadi lantaran hujan cukup sering mengguyur sejak dua bulan sebelum masa panen. Akibatnya, banyak buah salak miliknya menjadi busuk karena kebanyakan air.

"Ada beberapa buah salak milik saya yang rusak akibat sering diguyur hujan sehingga hasil panen sedikit menurun," kata Murtika saat ditemui di kebunnya, Minggu (21/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Murtika mengatakan harga buah salak di pasaran masih stabil. Terlebih saat ini belum memasuki musim panen raya.

"Tapi itu tidak terlalu mempengaruhi penjualan karena harga di pasaran masih normal," imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh petani salak lainnya I Nyoman Mastra (54). Ia mengakui hasil panen para petani salak yang ada di Desa Sibetan menurun akibat sering diguyur hujan.

"Di saat berbunga curah hujan terlalu tinggi sehingga perkawinan kepala putik dan benang sari menjadi terhambat juga," kata Mastra.

Mastra membenarkan harga salak Karangasem di pasaran saat ini masih normal. Di tingkatan petani, harga salak Bali sekitar Rp 4 ribu - Rp 7 ribu per kilogram. Berikutnya harga salak gula sekitar Rp 12 ribu - Rp 16 ribu per kilogram.

"Terkait dengan penurunan jumlah hasil panen salak saat ini kita tidak tahu seperti apa solusinya, karena ini merupakan faktor alam," imbuh Mastra.




(iws/iws)

Hide Ads