Melemahnya nilai tukar Rupiah dinilai dapat memberikan dampak instan di tengah masyarakat, seperti meningkatnya inflasi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira bilang menguatnya nilai tukar negeri Paman Sam dapat mempengaruhi ekonomi masyarakat Indonesia secara langsung. Dampaknya, kemungkinan akan terjadi inflasi hingga daya beli masyarakat menjadi turun.
Lanjut Bhima, penguatan dolar AS terhadap rupiah berpotensi menyebabkan kenaikan biaya produksi pada industri manufaktur, terutama yang menggunakan barang impor. Hasilnya, harga produk di tengah masyarakat akan tinggi.
"Pelemahan ini berdampak ke beberapa hal, pertama ada kenaikan biaya produksi industri manufaktur. Kenaikan biaya produksi ini, utamanya di manufaktur bergantung ke bahan baku impor akan diteruskan kepada konsumen akhir maka akan menciptakan tekanan inflasi lebih tinggi di dalam negeri," papar Bhima kepada detikcom, Senin (20/6/2022).
Berikut barang-barang yang harganya berpotensi naik di tengah penguatan Dolar AS?
1. Harga Pangan dan Energi
Kenaikan harga akan terjadi pada sejumlah kebutuhan pokok seperti energi dan pangan. Ditambah lagi, Indonesia masih banyak melakukan impor pada komoditas energi dan pangan.
Baca juga: Rupiah Melemah, Dolas AS Naik Jadi Rp 14.904 |
"Tentunya kenaikan harga kebutuhan pokok akan terjadi akibat nilai tukar melemah dan membuat masyarakat keluarkan lebih banyak uang untuk beli kebutuhan sehari-hari," papar Bhima.
Menurut Bhima yang paling terpukul dengan kondisi ini adalah kelompok masyarakat miskin di dalam 40% kelompok pengeluaran paling bawah.
"Paling terpukul ini 40% kelompok pengeluaran paling bawah. Karena semakin rendah pengeluaran maka semakin rentan terhadap fluktuasi nilai tukar yang berimbas ke harga barang di pasar," ungkap Bhima.
2. Obat-obatan hingga Pakaian
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal membenarkan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dapat mengerek angka inflasi di tengah masyarakat
Harga barang-barang impor lainnya macam obat-obatan, pakaian, hingga barang elektronik juga berpotensi naik harganya. Hal itu terjadi karena barang-barang tersebut banyak diimpor dan membutuhkan mata uang dolar untuk transaksinya.
"Dampaknya memang akan semakin mengkatrol harga barang-barang yang kita impor. Baik barang jadi seperti bahan pangan, obat-obatan, pakaian, kendaraan, elektronika, dan lainnya. Maupun bahan baku bagi industri dalam negeri," ungkap Faisal.
"Jadi pelemahan Rupiah ikut berkontribusi terhadap inflasi disamping kenaikan harga komoditas sendiri di pasar global," imbuhnya.
3. Laptop Sampai Handphone
Selanjutnya, barang yang naik harganya adalah barang elektronik seperti laptop dan handphone. Semua barang itu naik itu karena masih banyak diimpor. Dengan menguatnya kurs Dolar AS, biaya impor barang-barang akan semakin besar.
"Betul, itu termasuk (laptop dan handphone) karena dia barang impor," ungkap Faisal kepada detikcom.
(kws/kws)