Trump Si Koboi

Internasional

Trump Si Koboi

Haris Fadhil - detikBali
Kamis, 25 Des 2025 07:23 WIB
Trump Si Koboi
Presiden AS Donald Trump. (Foto DW (News)
Denpasar -

Rusia dan China kompak memberi cap 'koboi' terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait Venezuela. Kedua negara menilai AS melakukan intimidasi dan tindakan sepihak terhadap negara Amerika Latin tersebut.

Kritik itu disampaikan Rusia dan China dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Selasa (23/12/2025). Pertemuan digelar setelah Venezuela meminta sidang darurat DK PBB dengan dukungan Moskow dan Beijing, sebagaimana dilansir detikNews dari AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Venezuela sebelumnya menuduh Washington melakukan 'pemerasan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah kita'. Tuduhan itu muncul seiring meningkatnya kehadiran militer Amerika Serikat di kawasan Karibia dalam beberapa bulan terakhir.

AS juga mencegat sejumlah kapal tanker minyak sebagai bagian dari blokade angkatan laut terhadap kapal-kapal Venezuela yang dianggap melanggar sanksi. Dalam pertemuan Selasa (23/12), Duta Besar AS untuk PBB Mike Waltz menegaskan negaranya akan melakukan segala cara untuk melindungi perbatasan dan rakyat Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Presiden AS Donald Trump berulang kali menuduh Venezuela menggunakan minyak, yang merupakan sumber daya utama negara tersebut, untuk membiayai 'narkoterorisme, perdagangan manusia, pembunuhan, dan penculikan'. Venezuela membantah keras tuduhan terlibat dalam perdagangan narkoba dan menuding Washington berupaya menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

Venezuela juga menuding AS berupaya merebut cadangan minyaknya. Negara Amerika Latin itu memang tercatat sebagai pemilik cadangan minyak terbesar di dunia.

Rusia dan China Kecam AS

"Tindakan pihak AS bertentangan dengan semua norma utama hukum internasional. Tanggung jawab Washington juga terlihat jelas atas konsekuensi bencana yang terus-menerus dari perilaku seperti koboi tersebut," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, sembari menyebut blokade AS sebagai 'tindakan agresi'.

"China menentang semua tindakan unilateralisme dan intimidasi dan mendukung semua negara dalam membela kedaulatan dan martabat nasional mereka," ujar perwakilan China Sun Lei.

Duta Besar Venezuela untuk PBB Samuel Moncada menyebut AS melakukan pemerasan terhadap negaranya. Dia mengatakan Washington menuntut rakyat Venezuela untuk menyerahkan kekayaannya.

"Kita berada di hadapan kekuatan yang bertindak di luar hukum internasional, menuntut agar warga Venezuela meninggalkan negara kita dan menyerahkannya. Ini adalah pemerasan terbesar yang pernah ada dalam sejarah kita," ujarnya.

AS Ulangi Tuduhan terhadap Maduro

Sementara itu, Dubes AS Mike Waltz kembali mengulangi tuduhan Presiden Trump terhadap Maduro. Dia menyebut Maduro sebagai buronan yang dicari oleh AS dan kepala organisasi teroris asing 'Cartel de los Soles'.

Namun, para ahli menyatakan tidak ada bukti keberadaan kelompok terorganisir dengan hierarki yang jelas yang menggunakan nama tersebut. Pemerintah AS sendiri menawarkan hadiah USD 50 juta bagi siapa pun yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, yang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sejak September, pasukan AS dilaporkan telah melancarkan puluhan serangan udara terhadap kapal-kapal yang menurut Washington mengangkut narkoba, tanpa disertai bukti. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas dalam rangkaian serangan tersebut.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video Trump Mau Serang Venezuela: Semoga Kongres Tak Bocor Kayak Saringan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads