Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung mengambil langkah antisipasi terhadap datangnya gelombang sampah kiriman musiman yang kerap mencemari bibir pantai, terutama Pantai Kuta. Upaya ini melibatkan kerja sama dengan unsur TNI/Polri, serta rencana penataan menyeluruh kawasan pantai hingga pembentukan badan pengelola dalam bentuk perseroan daerah (Perseroda).
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menyatakan telah menyiapkan langkah antisipasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk menangani masalah sampah yang datang dari laut. Ia mengaku sudah mengambil langkah-langkah antisipasi dengan berbagai pihak, terutama tentara.
"Kami juga ada kerja sama dengan TNI, dengan Pak Danrem, dengan Pak Dandim 1611/Badung untuk menjaga, mengantisipasi datangnya kiriman sampah yang biasa musiman itu," ujar I Wayan Adi Arnawa, Minggu (30/11/2025).
Adi Arnawa mengakui bahwa kiriman sampah ini menjadi tantangan serius bagi Badung, yang notabene merupakan destinasi wisata internasional. Ia menyebut Bali tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga sampah yang justru menjadi ironi.
Meski demikian, Adi Arnawa mengeklaim langkah antisipasi yang diambil bersama jajaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, dan TNI/Polri sejauh ini terbukti berhasil menjaga kebersihan. Ia mencontohkan kondisi Pantai Kuta yang belakangan tetap terjaga kebersihannya.
"Kelihatannya Pantai Kuta kan cukup bersih, cukup bersih, tetap terjaga, walaupun memang kami akan tetap tata lagi," katanya.
Siapkan 'Perseroda' Pengelola Pantai
Sementara itu, ia mengungkapkan Badung akan terus menata seluruh pantainya. Salah satu rencana yakni akan membentuk badan pengelola yang khusus mengurusi atau mengelola pantai di Badung.
"Bahkan kami akan membuat semacam Perseroda, badan pengelola yang akan mengelola pantai nanti. Ini rencananya akan bekerja sama dengan desa adat setempat," sambungnya.
Selain fokus pada penanganan sampah, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pemantauan kondisi hutan bakau (mangrove) dan program gotong royong semesta berencana. Pemantauan dilakukan di kawasan Telaga Waja, Tanjung Benoa, Kuta Selatan. Adi menyebut kondisi mangrove di sana cukup bagus, tapi ia tetap menekankan harus ada pemeliharaan rutin.
Adi Arnawa juga terinspirasi menata kawasan tersebut menjadi destinasi wisata baru. "Dan saya lihat mangrove kita cukup bagus, tapi yang paling penting juga harus kita pelihara. Tidak bisa kita hanya menanam saja tapi tanpa di-follow up dengan pemeliharaan," katanya.
Simak Video "Video: Jalur Pendestrian di Pantai Kuta Rusak Diterjang Gelombang Tinggi"
(nor/nor)