Lampu Jalan di Nusa Dua Diduga Dimatikan untuk Balap Liar

Lampu Jalan di Nusa Dua Diduga Dimatikan untuk Balap Liar

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Rabu, 05 Nov 2025 08:06 WIB
Lampu jalan mati di kawasan Nusa Dua, Badung.
Lampu jalan mati di kawasan Nusa Dua, Badung. (Foto: Agus Eka/detikBali)
Badung -

Sejumlah lampu penerangan jalan umum (LPJU) di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya, Kuta Selatan, Badung, dilaporkan sering padam hingga membuat ruas jalan tampak gelap. Pemadaman ini diduga dilakukan secara sengaja oleh oknum yang kerap melakukan aksi balap liar atau trek-trekan di area tersebut.

Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa mendesak Dinas Perhubungan (Dishub) Badung bersama aparat terkait segera menindaklanjuti temuan itu. Ia menilai kondisi LPJU yang mati di jalur pariwisata dan jalan bypass menimbulkan risiko kecelakaan.

"Disinyalir ada oknum, anak muda yang melakukan trek-trekan itu di jalan. Ini juga ternyata setelah saya lihat, saya panggil kemarin Kadishub, ternyata lampu kita itu dimatiin," ujar Adi Arnawa di Puspem Badung, Selasa (4/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi Arnawa mengungkapkan Pemkab Badung terus melakukan perbaikan dan pengadaan lampu jalan secara bertahap, termasuk pemasangan lebih dari 2.000 titik LPJU baru. Namun, tindakan oknum yang mematikan lampu membuat upaya itu belum terasa optimal di masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah bilang, kita tidak mengenal, masa dimatiin atau tidak dimatiin, yang jelas kita harus kejar dan jangan sampai terjadi seperti itu," tegasnya. Ia juga meminta pendataan ulang dan perbaikan dilakukan berkelanjutan.

Menindaklanjuti temuan tersebut, Sekretaris DPC PDIP itu memerintahkan Kadishub Badung berkoordinasi dengan Satpol PP dan Kapolresta Denpasar. Sinergi antarinstansi itu diharapkan bisa menertibkan aksi trek-trekan liar yang kerap terjadi pada malam hari dan berpotensi membahayakan keselamatan serta merusak fasilitas umum.

Anggota DPRD Badung I Wayan Puspa Negara turut mendesak Pemkab memperketat pengawasan, terutama di kawasan wisata premium. Ia meminta koordinasi lintas sektoral diperkuat untuk meminimalkan potensi tindak kriminalitas.

Puspa menegaskan pengawasan harus dilakukan secara stabil, periodik, dan berkelanjutan. "Ini untuk meminimalisir penyakit destinasi seperti copet, jambret, penipuan money changer, scamming, perilaku buruk wisman, kesemrawutan lalu lintas, dan aksi kriminalitas lainnya," pungkasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads