Info Kesehatan

Hati-hati! Ini 9 Tanda Kamu Tak Sepintar yang Kamu Kira

Sarah Oktaviani Alam - detikBali
Jumat, 24 Okt 2025 07:22 WIB
Ilustrasi. (Foto: iStock)
Denpasar -

Banyak orang menganggap diri mereka pintar-sampai perilaku sehari-hari justru membongkar sebaliknya. Kecerdasan sejati tak diukur dari seberapa cepat bicara atau seberapa sering terlihat tahu banyak hal. Ia justru terlihat dari kerendahan hati, cara mendengar, dan bagaimana seseorang menghadapi kesalahan.

Banyak yang percaya bahwa kecerdasan membantu seseorang maju dalam hidup, baik secara profesional maupun pribadi. Mereka yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) tinggi sering dianggap lebih dihormati di tempat kerja maupun lingkungan sosial.

Namun, tak sedikit orang yang sebenarnya tidak secerdas yang mereka bayangkan. Mereka bisa saja menunjukkan tanda-tanda tertentu yang tanpa sadar mengungkap hal itu.

Dikutip dari detikHealth, berikut 9 tanda seseorang mungkin memiliki IQ rendah atau berpura-pura cerdas menurut sejumlah penelitian dan ahli psikologi.

1. Lebih Suka Bicara daripada Mendengarkan

Orang yang benar-benar cerdas tahu kapan harus berbicara dan kapan mendengarkan. Sebaliknya, mereka yang hanya ingin terlihat pintar cenderung mendominasi percakapan.

Penelitian tahun 2020 tentang komunikasi menunjukkan bahwa mendengarkan aktif berperan penting bagi kesehatan mental dan hubungan sosial.

"Mendengarkan aktif berarti memahami apa yang dikatakan lawan bicara tanpa menyela," kata psikoterapis Jenny Maenpaa.

Menurutnya, orang yang berpura-pura pintar sering gagal melakukan hal ini karena lebih fokus pada egonya sendiri.

2. Sering Menyombongkan Diri

Menyombongkan diri bisa menjadi tanda ketidakamanan, bukan kecerdasan. Riset dari University of Arizona menunjukkan bahwa orang yang suka membesar-besarkan kemampuannya justru tampak kurang bisa dipercaya.

"Orang yang benar-benar cerdas tidak perlu membuktikan betapa pintarnya mereka," ujar profesor Martin Reimann, penulis studi tersebut.

3. Kurang Sadar Diri

Kesadaran diri adalah ciri utama kecerdasan sejati. Mereka yang cerdas mampu merefleksikan tindakan dan memahami motivasi pribadi.

Sebaliknya, orang yang kurang cerdas cenderung menghindari introspeksi. Studi psikologi tahun 2016 menemukan bahwa refleksi diri dan wawasan pribadi berperan besar dalam kesejahteraan mental seseorang.

4. Minim Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu menandakan otak yang aktif dan terbuka terhadap ide baru. Orang yang benar-benar cerdas selalu ingin belajar dan menantang diri.

Sementara mereka yang sekadar ingin terlihat pintar biasanya hanya menghafal fakta-fakta sepele tanpa memahami maknanya lebih dalam.

5. Sulit Mengakui Kesalahan

Mengakui bahwa kita tidak tahu sesuatu justru menunjukkan kecerdasan tinggi. Namun, mereka yang berpura-pura pintar sering menolak mengakui kesalahan karena takut kehilangan citra.

Penelitian tahun 2019 tentang kerendahan hati intelektual menemukan bahwa kesadaran terhadap keterbatasan diri membantu seseorang menilai kemampuannya secara akurat.

"Mengetahui dan mengakui apa yang tidak Anda ketahui bisa jadi langkah awal untuk memperoleh pengetahuan baru," jelas psikolog Elizabeth J. Krumrei-Mancuso.

6. Butuh Validasi dari Orang Lain

Seseorang yang terlalu bergantung pada pujian eksternal biasanya memiliki kepercayaan diri rapuh. Mereka membutuhkan pengakuan orang lain agar merasa berharga.

Orang yang benar-benar cerdas lebih fokus pada nilai dan tujuan pribadinya, bukan pada penilaian lingkungan sekitar.

7. Terlalu Kompetitif

Mereka yang sering membandingkan diri dengan orang lain menunjukkan ketidakamanan. Orang seperti ini cenderung haus pembuktian dan sulit menerima keberhasilan orang lain.

Kompetisi berlebihan justru membuat seseorang sulit berkembang karena fokusnya bukan pada peningkatan diri, melainkan pembenaran ego.

8. Berpikir Dangkal

Individu dengan pemikiran dangkal lebih mementingkan penampilan luar daripada kedalaman makna. Mereka menilai segala sesuatu secara hitam putih, dan cepat menghakimi.

Kecerdasan sejati, sebaliknya, muncul dari kemampuan memahami kompleksitas hidup dan menerima perbedaan sudut pandang.

9. Menekan Emosi

Kecerdasan emosional (EQ) sama pentingnya dengan IQ. Orang yang berpura-pura pintar sering menolak mengakui atau mengekspresikan emosi karena menganggapnya tanda kelemahan.

Psikolog Nick Wignall menilai hal ini sebagai bentuk intelektualisasi emosi, yaitu kebiasaan menggunakan bahasa abstrak untuk menghindari perasaan sebenarnya.

Padahal, kemampuan mengenali dan mengelola emosi justru menjadi salah satu ciri kecerdasan sejati.

Kecerdasan bukan hanya soal logika dan kemampuan berpikir cepat. Ia juga mencakup kerendahan hati, empati, kesadaran diri, dan kemampuan beradaptasi. Orang yang benar-benar pintar tidak berusaha membuktikan diri-mereka terus belajar, mendengarkan, dan memperbaiki diri setiap hari.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!



Simak Video "Video: Apakah Percaya Zodiak Tandanya Narsis dan Kurang Cerdas?"

(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork