Unud Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas untuk Jaga Kesehatan Mental

Kabar Kampus

Unud Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas untuk Jaga Kesehatan Mental

Sui Suadnyana, Fabiola Dianira - detikBali
Jumat, 17 Okt 2025 23:00 WIB
Suasana doa bersama untuk mengenang TAS di gedung FISIP Unud, Kampus Sudirman, Denpasar, Jumat (17/10/2025). TAS merupakan mahasiswa FISIP Unud yang meninggal akibat terjatuh dari gedung kampus. (Fabiola Dianira/detikBali)
Foto: Suasana doa bersama untuk mengenang TAS di gedung FISIP Unud, Kampus Sudirman, Denpasar, Jumat (17/10/2025). TAS merupakan mahasiswa FISIP Unud yang meninggal akibat terjatuh dari gedung kampus. (Fabiola Dianira/detikBali)
Denpasar -

Universitas Udayana (Unud) mengajak masyarakat untuk memperkuat ikatan kekerabatan atau solidaritas. Ajakan tersebut muncul setelah kejadian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud inisial TAS melompat dari lantai empat gedung kampus. Unud berharap hal serupa tak terulang.

Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, menilai penting bagi masyarakat untuk saling mendukung di tengah meningkatnya masalah kesehatan mental. Baginya, perkembangan teknologi dan kebebasan arus informasi membuat masyarakat makin individualistis. Situasi itu pada akhirnya dapat memengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

"Ini masa yang berbeda dengan yang dahulu ya, di mana informasi itu begitu bebasnya dan itu yang berhubungan dengan kejiwaan itu menjadi sangat penting di segala usia. Sehingga, ya memerlukan dukungan-dukungan," ujar Anom saat ditemui detikBali seusai doa bersama mengenang kepergian TAS di gedung FISIP Unud, Jumat (17/10/2025) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doktor lulusan Universitas Airlangga itu menegaskan masyarakat di era modernisasi ini tidak boleh melupakan nilai-nilai solidaritas dan gotong royong yang telah menjadi budaya orang timur. "Jangan sampai modernisasi ini mengaburkan ikatan kekerabatan, ikatan solidaritas yang dahulu dimiliki oleh masyarakat, umumnya orang timur," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Anom juga mengajak semua pihak untuk menjadi tempat yang aman bagi orang lain untuk bercerita, mendengarkan, dan berdiskusi mencari jalan keluar bersama.

"Jika pun terjadi kerenggangan, kita menyediakan tempat untuk orang bisa mendengar, saling mendengarkan keluhan, memberikan saran dan inklusi. Mengajak semua sebagai bagian dari keluarga. Ini yang saya sampaikan tadi ke teman-teman, ini adalah kekeluargaan, apa pun yang terjadi mari kita diskusikan, semua ada solusinya," tutur Anom.

Anom mengungkapkan Unud telah memiliki konselor dan jalur konsultasi psikologis bagi mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Ia bahkan membuka diri menjadi perantara bagi mahasiswa yang ingin mencari pertolongan.

"Juga dalam hal lain misalnya terjadi peristiwa perundungan itu ada jalurnya namanya PPKS. Bahkan, saya sebagai WD3 saya sering menyampaikan ke teman-teman mahasiswa HP saya itu saya bisa dikirimi pesan 24 jam 7 hari. Kami selalu merespons apa pun keluhan dari mahasiswa," imbuh Anom.

Anom menegaskan kampus terus berupaya secara maksimal untuk memberikan akses, membuka diri, dan menyediakan jalur komunikasi bagi mahasiswa yang memerlukan dukungan psikologis maupun pendampingan mental.

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa FISIP Unud inisial TAS meninggal setelah melompat dari gedung Kampus Sudirman, Denpasar. Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar mengungkap mahasiswa TAS melompat dari gedung lantai empat, bukan dari lantai dua seperti informasi yang beredar sebelumnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads