Waduk Muara Nusa Dua mulai dikeruk oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. Sedimentasi di muara dari Tukad (Sungai) Badung, Denpasar, itu dikeruk untuk mencegah banjir. Sebelumnya, banjir yang melanda sejumlah titik di Denpasar pada Rabu (10/9/2025), termasuk kawasan Tanah Kilap, menyisakan kekhawatiran warga.
Pengerukan ini juga sebagai tindak lanjut harapan masyarakat Jalan Griya Anyar, Desa Pemogan, agar normalisasi Tukad Badung dan pengerukan sedimen waduk dapat dilakukan secara rutin. Upaya ini dinilai penting untuk menambah kapasitas tampungan air saat intensitas hujan tinggi.
Baca juga: Setelah Banjir Hebat Menerjang Pulau Dewata |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BWS Bali-Penida, Gunawan Suntoro, menjelaskan sedimentasi di Waduk Muara Nusa Dua memang sudah cukup tinggi. Oleh sebab itu, pengerukan rutin dilakukan. Hanya saja, BWS Bali-Penida terkendala lahan untuk pembuangan sedimentasi.
"Saat ini, lahan sementara yang tersedia hanya sekitar 1.200 m2 dengan kapasitas tampung 5 ribu hingga 6 ribu m3. Untuk itu, BWS Bali Penida juga mengajukan partisipasi pemerintah desa dalam penyiapan lahan pembuangan tambahan," kata Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Selasa (30/9/2025).
Menurut Gunawan, selain pengerukan waduk, BWS Bali-Penida juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk memperbaiki alur Tukad Badung. Perkuatan tebing yang jebol di sejumlah titik akibat banjir mulai ditangani, terutama yang berdekatan dengan pemukiman dan akses jalan warga.
Kepala Desa (Kades) atau Perbekel Desa Pemogan, I Made Suwirya, mengapresiasi langkah cepat yang diambil BWS Bali-Penida. Dia berharap normalisasi Waduk Muara Nusa Dua dan Tukad Badung di hilir dilakukan berkesinambungan sebagai antisipasi banjir.
"Dengan adanya pengerukan waduk serta perbaikan alur sungai, risiko banjir di kawasan hilir diharapkan dapat ditekan. Lebih dari itu, upaya ini juga menjadi cara untuk memulihkan kembali rasa aman masyarakat Desa Pemogan setelah peristiwa banjir besar yang belum lama berlalu," ungkap Suwirya.
(hsa/hsa)