Menghitung Peluang Jokowi Jadi Ketum PSI: Lawan Kaesang, Calon Lain Mundur

Menghitung Peluang Jokowi Jadi Ketum PSI: Lawan Kaesang, Calon Lain Mundur

Tim detikJateng - detikBali
Kamis, 15 Mei 2025 08:44 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menikmati malam Minggu bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/2/2024) malam. Begini momen kebersamaannya.
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menikmati malam Minggu bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/2/2024) malam. (Foto: Dok. PSI)
Denpasar -

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait peluang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Jokowi masih mempertimbangkan untuk ikut bursa ketua umum dalam kongres PSI yang bakal digelar pada Juli 2025.

Sementara itu, PDIP menanggapi santai soal wacana Jokowi pimpin partai lain. Berikut rangkuman pernyataan Jokowi hingga respons PDIP:

1. Jokowi Masih Hitung-hitungan

Jokowi mengatakan masih menghitung kemungkinan dirinya maju sebagai calon ketua umum PSI. Ia tak ingin buru-buru mendaftar tanpa memperhitungkan risiko kekalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya masih masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau saya mendaftar nanti saya kalah," kata Jokowi, Rabu (14/5/2025), dilansir dari detikJateng. Meski begitu, Jokowi mengaku belum resmi mendaftar. Ia menyebut masa pendaftaran masih panjang.

"Belum (mendaftar) kan masih panjang. Sampai Juli. Seingat saya, seingat saya masih Juni atau Juli," ucapnya.

ADVERTISEMENT


2. Jokowi Sindir Calon Lain Bisa Mundur

Jokowi menyampaikan kemungkinan calon lain batal mencalonkan diri jika ia maju dalam bursa ketua umum PSI. Dia bisa saja bersaing dengan anaknya, Kaesang Pangarep untuk berebut kursi Ketum PSI.

"Ya nggak tahu (bersaing dengan Kaesang jadi Ketum PSI). Kalau saya mendaftar mungkin yang lain nggak mendaftar. Mungkin," ujarnya.

3. Sistem One Man One Vote Jadi Tantangan

Jokowi menyoroti mekanisme pemilihan ketua umum PSI yang akan menggunakan sistem e-voting dan one man one vote. Menurutnya, sistem ini bisa jadi tantangan tersendiri.

"Ya belum tahu, karena ini kan yang saya tahu. Katanya mau memakai e-voting, one man one vote, seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," katanya.

Meski menyebut mekanismenya menantang, Jokowi memuji langkah PSI yang melibatkan seluruh anggota partai dalam pemilihan.

"Ya bagus, saya kira ini memang apa era digital ini kalau misalnya apa pemilihan ketua dengan e-voting melibatkan seluruh anggota, artinya ada apa kepemilikan terhadap partai itu betul-betul di seluruh anggota. Saya kira bagus," ujarnya.


4. PDIP: Itu Hak PSI

Politikus PDIP yang juga Wakil Ketua Komisi II DPR, Aria Bima, ikut buka suara. Ia menegaskan bahwa PSI punya independensi untuk menentukan ketua umumnya, termasuk jika Jokowi maju.

"PDI menyalonkan siapa kan internal PDI, tidak dicampuri. PSI punya independensi untuk memutuskan siapa pun, itu hak setiap organisasi," kata Aria Bima di Kompleks DPR RI, Jakarta.

Aria menambahkan bahwa partainya menghormati proses internal semua partai, termasuk PSI. Ia berharap kongres PSI bisa memperkuat demokrasi.

"Kongres partai kita hormati, kita menghormati seluruh partai di Indonesia ini untuk memberikan semacam pengabdian kepada bangsa lewat demokratisasi," ucapnya.

"Kita harapkan kongres PSI juga menjadikan instrumen penguatnya demokrasi dan menguatnya berbagai hal yang menyangkut dinamika nasional," tambahnya.

Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Hide Ads