Mengapa Kartini Tiba-tiba Dikeluarkan dari Sekolah? Simak Sejarahnya

Mengapa Kartini Tiba-tiba Dikeluarkan dari Sekolah? Simak Sejarahnya

Celine Melinda Santosa - detikBali
Senin, 21 Apr 2025 07:00 WIB
R.A Kartini
Kartini. Foto: Instagram: @lampaubercerita
Denpasar -

Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu pahlawan emansipasi wanita di Indonesia. Perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak wanita dikenang dalam peringatan Hari Kartini pada 21 April di setiap tahunnya.

Dalam perjuangannya, R.A. Kartini tidak serta merta berhasil memperjuangkan keadilan untuk wanita. Banyak rintangan yang ia lewati untuk bisa mematahkan tradisi bahwa anak perempuan tidak boleh bersekolah dan keluar rumah.

Salah satu rintangan yang Kartini hadapi yaitu tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Yuk, simak penjelasannya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendidikan Kartini di ELS

Raden Ajeng Kartini merupakan anak seorang bangsawan di Jepara yang lahir pada 21 April 1879. Berkat gelar bangsawannya, ia dapat mengenyam pendidikan sekolah dasar di Europesche Lagere School (ELS) pada 1885. Hanya anak pribumi yang memiliki orang tua pejabat tinggi pemerintah yang diizinkan bersekolah di sini.

ADVERTISEMENT

Namun setelah lulus dari ELS, Kartini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena tidak mendapat izin sang Ayah. Kartini kemudian dikeluarkan dari sekolah pada usia 12 tahun. Ia dipaksa untuk mengikuti aturan putri bangsawan Jawa yakni dipingit.

Gagal Melanjutkan Pendidikan karena Tradisi

Hari Kartini 2023 diperingati pada 21 April 2023. Hari besar nasional itu bertujuan untuk mengenang jasa Kartini dalam memajukan kehidupan wanita Indonesia.Hari Kartini 2023 diperingati pada 21 April 2023. Hari besar nasional itu bertujuan untuk mengenang jasa Kartini dalam memajukan kehidupan wanita Indonesia. Foto: Kemdikbud

Dikutip dari detikedu, para bangsawan pada zaman dahulu memiliki tradisi yang mewajibkan anak usia 12 tahun untuk dipingit. Hal itu menyebabkan anak perempuan tidak boleh keluar rumah, termasuk ke sekolah, karena harus menyiapkan diri untuk menikah dan menjadi ibu rumah tangga.

Kartini merasa kecewa karena tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Ia kemudian menuliskan surat kepada Mr. J.H Abendanon dan memohon agar diberikan beasiswa untuk bersekolah di Belanda.

Setelah secercah harapan muncul, Kartini kembali dikecewakan lantaran aturan adat bangsawan yang tidak mengizinkan anak perempuan bersekolah di luar. Banyak usaha dikerahkan untuk menghalangi niat Kartini bersekolah di luar hingga akhirnya ia membatalkan keberangkatannya ke Belanda.

Ia kemudian dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Namun, suaminya mendukung Kartini untuk menggapai cita-citanya, yang menjadi awal Kartini mendirikan sekolah wanita.

Demikian sejarah singkat mengenai alasan Kartini tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Semoga hal ini dapat menjadi pelajaran yang menginspirasi detikers untuk tidak menyerah mengejar mimpi.




(nor/nor)

Hide Ads