Wayan Koster resmi dilantik sebagai Gubernur Bali 2025-2030 oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (20/2/2025). Ini adalah jabatan periode kedua Koster sebagai Gubernur Bali.
Koster lahir pada 20 Oktober 1962 di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali. Koster mempunyai perjalanan panjang dalam dunia politik, mulai dari anggota DPR RI hingga menjabat sebagai Gubernur Bali selama dua periode.
Latar Belakang Pendidikan Koster
Perjalanan Koster dimulai di tanah kelahirannya dengan menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sembiran (lulus 1975). Ia kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bhaktiyasa (lulus 1978), dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Singaraja (lulus 1981).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster kemudian melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB). Koster mengambil jurusan matematika dan berhasil meraih gelar sarjana pada 1987. Tidak berhenti di situ, Koster terus mengembangkan diri dengan meraih gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi International Golden Institute (1995) dan gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta (1999).
Karier Koster Sebelum Terjun ke Dunia Politik
Sebelum terjun ke dunia politik, Koster bekerja sebagai peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) dari 1988 hingga 1994. Pengalaman ini memberinya wawasan yang luas tentang berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia.
Selain itu, Koster juga aktif sebagai dosen tidak tetap di beberapa universitas ternama, seperti Universitas Tarumanagara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Negeri Jakarta, dan sebuah lembaga ekonomi (1994-2004).
Karier Politik Koster
Karier politik Koster dimulai sebagai Staf Ahli Kelompok Fraksi (Poksi) PDIP pada 2003 hingga 2004. Pengalaman ini memberinya pemahaman tentang dinamika politik di tingkat nasional serta jaringan yang luas di kalangan politisi PDIP. Pada 2004, ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dan berhasil terpilih mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Bali.
Selama tiga periode berturut-turut (2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019), Koster mengabdikan diri sebagai wakil rakyat di Senayan. Pada Pemilu 2014, ia mencatatkan rekor dengan meraih 260.342 suara, menjadi pemegang suara terbanyak di daerah pemilihan Bali. Keberhasilan ini menunjukkan kepercayaan dan dukungan yang besar dari masyarakat Bali terhadap sosok Koster.
Di DPR RI, Koster aktif dalam Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda, dan olahraga. Ia terlibat dalam berbagai pembahasan kebijakan penting, serta memperjuangkan kepentingan Bali di tingkat nasional.
Pada 2018, Koster mengambil langkah besar dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Pasangan Koster-Ace menggaungkan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali".
Pasangan Koster-Ace berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018. Koster lantas mengimplementasikan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui berbagai program pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan selama menjabat.
Koster kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali pada Pilgub 2024. Berpasangan dengan I Nyoman Giri Prasta, Koster kembali menang dengan perolehan 1.413.604 suara atau 61,46 persen dari total suara sah.
Kehidupan Keluarga Koster
Di balik kesuksesannya sebagai seorang politikus, Koster adalah seorang suami dan ayah bagi keluarganya. Ia menikah dengan Ni Luh Putri Suastini dan dikaruniai dua putri, yaitu Ni Putu Dhita Pertiwi dan Ni Made Wibhuti Bhawani.
Kontroversi Koster
Seperti halnya tokoh politik lainnya, Koster juga tidak luput dari kontroversi. Selama masa jabatannya sebagai anggota DPR RI, ia beberapa kali diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait berbagai dugaan korupsi. Meski demikian, status Koster tetap sebagai saksi dalam kasus-kasus tersebut. Kontroversi ini menjadi bagian dari dinamika politik yang mewarnai perjalanan karirnya.
Harta Kekayaan Koster
Saat dicek detikBali di situs resmi Elektronik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (E-LHKPN) KPK, Koster terakhir kali melaporkan kekayaannya di akhir menjabat sebagai Gubernur Bali, tepatnya pada 31 Desember 2023. Koster melaporkan kekayaannya kala itu sebesar Rp 3,59 miliar.
(iws/iws)