Curah hujan yang tinggi melanda Bali beberapa hari terakhir mengakibatkan beberapa ruas jalan tergenang air. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tak bisa menangani hal tersebut lantaran tidak memiliki anggaran untuk sistem drainase.
"Sampai saat ini belum (memiliki anggaran untuk sistem drainase), kami baru fokus untuk di jalan saja dan jalan pun harus diakui banyak jalan yang rusak karena memang anggaran kami terbatas di provinsi," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRKIM) Bali, Nusakti Yasa Wedha, saat dihubungi detikBali, Rabu (12/2/2025).
Nusakti mengungkapkan pengaturan air permukaan saat hujan kini hanya mengandalkan drainase jalan. Walhasil, drainase jalan akan mengalami beban berat saat menampung air dari perkotaan atau permukiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nusakti, perlu adanya peningkatan drainase dan infrastruktur, khususnya peningkatan kapasitas saluran. Hal itu diperlukan agar drainase dapat lebih banyak menampung air ketika curah hujan tinggi.
"Sebenarnya di hulu juga ada masalah sehingga berakibat ada banyak jalan dan jalur irigasi yang berfungsi sebagai saluran drainase itu mengalami peningkatan volume air tinggi akibat curah hujan luar biasa. Jadi banyak kendalalah," jelas Nusakti.
Dinas PUPRKIM Bali mencatat terdapat 16 titik jalan di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang perlu penanganan saat musim hujan. Selain itu, jalan nasional seperti Jalan Bypass Ngurah Rai dan Jalan Ida Bagus Mantra juga kerap tergenang air saat musim hujan.
Nusakti mengeklaim telah melaporkan ke Balai Jalan agar jalan nasional yang kerap tergenang air saat hujan segera mendapat penanganan. Namun, penanganan belum bisa dilakukan lantaran terdampak efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto.
"Teman-teman di Balai Jalan juga BWS dan semua balai ini sementara anggarannya masih diblokir beberapa, jadi masih belum bisa mereka bergerak dengan cepat," ucap Nusakti.
Bahkan, ungkap Nusakti, sempat ada yang meminjam uang untuk memperbaiki lubang jalan dan banjir. "Karena memang anggaran mereka belum bisa dimanfaatkan karena efisiensi anggaran perpres yang baru itu," jelas dia. "Tetapi mereka sudah berusaha semualah," imbuh Nusakti.
(hsa/hsa)