Kecelakaan Pesawat Jeju Air: 151 Tewas, 2 Selamat

Kecelakaan Pesawat Jeju Air: 151 Tewas, 2 Selamat

Indra Komara - detikBali
Minggu, 29 Des 2024 18:49 WIB
Firefighters and rescue team members work near the wreckage of a passenger plane at Muan International Airport in Muan, South Korea, Sunday, Dec. 29, 2024. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Potret puing-puing Jeju Air. (AP/Ahn Young-joon)
Bali -

Korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel), terus bertambah. Informasi terakhir, 151 orang dipastikan tewas. Sementara, ada dua orang yang selamat dalam musibah tersebut. Total, ada 181 orang di dalam pesawat.

"Sejauh ini dua orang diselamatkan, 151 dipastikan meninggal," kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Minggu (29/12/2024), dikutip dari detikNews.

Saat ini operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Keluarga dan kerabat korban berkumpul di Bandara Muan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun kecelakaan itu terjadi pukul 09.00 waktu setempat. Pesawat Boeing 737-800 itu membawa 175 penumpang dan enam orang awak. Pesawat tersebut berangkat dari Bangkok pada pukul 01.30 dan dijadwalkan tiba di Muan sekitar pukul 08.30.

Pesawat tersebut tergelincir di tanah tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat kemudian menabrak tembok beton sebelum meledak dan terbakar.

"Setelah pesawat menabrak dinding, penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah," kata seorang pejabat badan pemadam kebakaran, dikutip Yonhap.

"Pesawat itu hampir hancur total, dan sulit untuk mengidentifikasi korban tewas. Kami sedang dalam proses evakuasi jenazah, yang akan memakan waktu," sambungnya.

Pilot Beri Kode

Menara pengawas Bandara Internasional Muan sempat memberikan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung sebelum pesawat Jeju Air kecelakaan. Peringatan itu dikeluarkan enam menit sebelum kecelakaan maut terjadi.

Dikutip Yonhap, Minggu (29/12/2024), menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas mengeluarkan peringatan pada pukul 08.57 waktu setempat.

Pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8:58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 09.00. Namun, tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 09.03 saat mendarat tanpa roda pendaratan.

"Saat mencoba mendarat di landasan pacu nomor 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya," kata kementerian tersebut.

Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.

Artikel ini sudah tayang di detikNews




(hsa/hsa)

Hide Ads