Sigenting, Platform Tangani Stunting-Kemiskinan Ekstrem di Bali

Sigenting, Platform Tangani Stunting-Kemiskinan Ekstrem di Bali

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 21 Des 2024 20:00 WIB
Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, saatΒ menghadiri acara kolaborasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) bersama mitra kerja di Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu (21/12/2024). (Foto: Dok. Pemprov Bali)
Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, saatΒ menghadiri acara Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Desa Suter, Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu (21/12/2024). (Foto: Dok. Pemprov Bali)
Bangli -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meluncurkan platform Sigenting, yakni Sistem Monitoring Pencegahan Kemiskinan dan Stunting. Platform ini bertujuan untuk mendata, mengukur, memantau, mengevaluasi, dan memberikan intervensi pada balita atau keluarga yang berisiko stunting dan kemiskinan ekstrem.

Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, menjelaskan platform Sigenting mengintegrasikan berbagai data lintas sektor. Termasuk pendataan keluarga berisiko stunting, pencatatan gizi balita, hingga data kemiskinan ekstrem.

"Dengan aplikasi Sigenting, kita dapat mengakses data stunting di Bali secara real-time untuk mendapatkan informasi yang valid dan akurat dalam memastikan program intervensi yang tepat," ujar Mahendra Jaya dalam keterangannya saat menghadiri acara kolaborasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) bersama mitra kerja di Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Sabtu (21/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahendra Jaya membeberkan hasil survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di Bali menjadi 7,2 persen atau turun 0,8 poin dari tahun sebelumnya. Ia mengeklaim Bali menjadi provinsi dengan tingkat stunting terendah di Indonesia.

Menurut Mahendra Jaya, Pemprov Bali telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71,8 miliar untuk program percepatan penurunan stunting pada 2024. Dana tersebut, dia berujar, difokuskan untuk intervensi di 166 desa di seluruh kabupaten/kota di Bali.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Pemprov Bali juga membentuk 3.327 tim pendamping keluarga yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK, dan kader KB. Tim tersebut bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting di Pulau Dewata.

"Meskipun Bali merupakan daerah dengan tingkat stunting terendah di Indonesia, kami tetap bekerja lebih baik lagi untuk menghilangkan atau setidaknya menekan seminimal mungkin angka prevalensi stunting di Bali," imbuhnya.

Acara tersebut turut dirangkai dengan penyerahan bantuan sembako secara simbolis kepada keluarga berisiko stunting. Selain itu, dilakukan pula penandatanganan Komitmen Partisipasi Peduli Stunting oleh orang tua asuh yang secara simbolis diwakili oleh Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta; Bendesa Agung Majelis Desa Adat, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet; Anggota DPRD Kabupaten Bangli, Made Diksa; serta Ketua IDI Cabang Bangli, IB Udayana Hanggara.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads