Peristiwa hanyutnya seekor gajah betina bernama Moly menjadi catatan penting bagi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Gajah berusia 45 tahun itu merupakan gajah konservasi pertama yang mati terseret arus.
Kepala BKSDA Provinsi Bali, Ratna Hendratmoko,meskipun murni akibat bencana alam, perlu mitigasi risiko dan peningkatan standar operasional pemeliharaan di kawasan konservasi. Adapun, Moly merupakan salah satu gajah yang ada di Bali Zoo.
Menurutnya, gajah memiliki karakter unik dengan habitat alami yang harus dijaga melalui upaya konservasi yang tepat. Menurutnya, kejadian seperti ini menjadi yang pertama kalinya di area konservasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kejadian pertama ada gajah dalam konservasi yang hanyut, dan murni akibat bencana alam, jika gajah yang murni di alam yang hanyut biasanya gajah dengan ukuran kecil," ujar Moko dalam konferensi pers di Bali Zoo, Selasa (17/12/2024).
Moko menjelaskan bahwa terdapat 12 lembaga konservasi di Bali yang memelihara total 85 gajah. Dari jumlah tersebut, Bali Zoo memiliki 15 ekor gajah, termasuk Moly yang saat ini telah mati.
"Gajah yang tersisa 14, 10 betina dan 4 jantan, dan yang hanyut ini gajah betina berumur 45 tahun, tapi belum memiliki anak," jelasnya.
Moko menegaskan agar peristiwa ini menjadi yang pertama dan terakhir terjadi. Ia meminta pihak pengelola untuk meningkatkan mitigasi risiko, terutama saat cuaca ekstrem, guna mencegah kejadian serupa terulang.
"Mitigasi kecelakaan harus diperhatikan, khususnya bagaimana penanganan saat cuaca buruk. Apalagi, lokasi ini memiliki aliran sungai yang berpotensi berbahaya," tegasnya.
Lebih lanjut, Ratna menambahkan bahwa gajah merupakan satwa milik negara, sehingga tidak ada asuransi khusus untuk hewan tersebut.
Humas Bali Zoo, Emma Chandra, menjelaskan Moly ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Selasa (17/12/2024) pagi, sekitar pukul 06.30 Wita. Gajah tersebut ditemukan sejauh 3 kilometer dari lokasi awal hanyut, tepatnya di wilayah Desa Guwang, Sukawati.
"Moly ditemukan di wilayah Desa Guwang, Sukawati, kami akan evakuasi bawa ke Bali Zoo untuk penguburan," kata Emma.
Emma memaparkan, peristiwa ini terjadi sangat cepat. Saat itu, seekor gajah betina bernama Tina telah berhasil menyeberangi sungai, sementara Moly ikut menyusul di belakang dengan pawang yang mengawalnya. Namun, tiba-tiba aliran air membesar akibat hujan deras, membuat Moly kehilangan keseimbangan dan hanyut terbawa arus.
"Mahout kami berupaya meminta pertolongan semua tim, namun besarnya air yang datang dengan cepat upaya pertolongan tidak bisa dilakukan, air besar dan lokasi juga kondisi hujan deras," paparnya.
(dpw/dpw)