Rezimnya Runtuh, Presiden Suriah Assad dan Keluarga Kabur ke Rusia

Rezimnya Runtuh, Presiden Suriah Assad dan Keluarga Kabur ke Rusia

Azhar Bagas Ramadhan - detikBali
Senin, 09 Des 2024 07:17 WIB
Syrian President Bashar al-Assad attends a meeting with Russian President Vladimir Putin at the Kremlin in Moscow, Russia, March 15, 2023. Sputnik/Vladimir Gerdo/Pool via REUTERS
Foto: Bashar Al Assad. (Sputnik/Vladimir Gerdo/Pool via REUTERS)
Bali -

Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah digulingkan. Pimpinan kelompok pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Al Julani sudah mendeklarasikan era baru pemerintahan. Kini, Assad dan keluarganya dikabarkan sudah kabur ke Moskow, Rusia.

Dilansir AFP, Senin (9/12/2024), kabar ini didapat dari kantor berita Rusia yang Minggu malam mengutip sumber Kremlin.

"Assad dan anggota keluarganya telah tiba di Moskow," ujar sumber itu mengatakan kepada kantor berita TASS dan Ria Novosti, dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rusia memberi mereka suaka atas dasar kemanusiaan," tambahnya.

Sebelumnya, Assad dilaporkan kabur dari Damaskus setelah pemberontak memasuki ibu kota pada Minggu pagi waktu setempat. Setelah itu, pemberontak mendeklarasikan era baru di Suriah dan menyatakan pemerintahan Assad telah berakhir.

ADVERTISEMENT

Assad telah memimpin Suriah sejak 2000. Dia menjadi presiden setelah ayahnya, Hafez al-Assad, yang menjadi Presiden Suriah sejak 1971, meninggal pada 2000.

Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan dia tidak berencana kabur seperti Assad. Dia ingin memastikan lembaga publik di Suriah tetap berfungsi dan pengalihan kekuasaan berlangsung damai.

Pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Al Julani mengatakan semua pasukan oposisi di Damaskus dilarang mengambil alih lembaga publik. Dia mengatakan semua lembaga pemerintah tetap berada di bawah pengawasan PM Suriah sampai pengalihan kekuasaan secara resmi. Dia juga melarang ada tembakan perayaan.

"Tetap berada di bawah pengawasan mantan Perdana Menteri sampai diserahkan secara resmi. Tembakan perayaan juga dilarang," ujar Al-Julani dalam sebuah pernyataan.

Artikel ini sudah tayang di detikNews




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads