Kondisi Pasar Umum Melaya di Kabupaten Jembrana, Bali, memprihatinkan seusai diterjang banjir bandang dua tahun lalu. Bangunan pasar yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Februari 2023 itu rusak dan banyak los pedagang yang kosong.
Sejumlah bangunan di sisi timur pasar yang berdekatan dengan sungai masih dalam kondisi rusak parah. Di sisi lain, area parkir depan pasar justru dipenuhi pedagang kaki lima. Walhasil, kondisi itu dikeluhkan oleh para pedagang tetap di Pasar Melaya.
"Kami yang sudah bertahun-tahun berjualan di dalam pasar ini merasa dirugikan. Pedagang menggunakan mobil dan motor di luar bebas berjualan tanpa harus membayar retribusi seperti kami," keluh seorang pedagang di Pasar Melaya, Sri Kartini Wati, saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (17/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Kartini berharap para pedagang kaki lima itu berjualan di dalam pasar agar pedagang tetap yang sudah bertahun-tahun di sana tidak resah. Terlebih, pedagang kaki lima tersebut menjual dengan harga yang sama dengan harga jual pedagang di dalam pasar.
"Banyak ada los kosong di dalam, tinggal diperbaiki bisa digunakan. Jangan merusak harga pasar juga. Berjualan di luar kan mengganggu lalu lintas," imbuh Sri Kartini yang menjual sembako itu.
Kondisi pasar tersebut diperparah dengan minimnya perawatan pascabanjir pada 2022. Toilet umum tidak berfungsi, tembok pura di dalam pasar roboh, hingga rumput liar tumbuh di area pasar.
"Pasca-tidak ada kepala pasar, pasar tidak terurus, banyak ilalang. Kami sudah melaporkan masalah ini berkali-kali, tapi belum ada tindakan," keluh Sri Kartini.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata, mengakui adanya usulan perbaikan bangunan rusak di Pasar Melaya. Ia belum mengetahui secara detail keluhan para pedagang terkait persaingan dengan pedagang kaki lima.
"Kami akan segera melakukan pengecekan ke lapangan untuk melihat langsung kondisi pasar dan mendengarkan keluhan para pedagang," ujar Adinata.
(iws/iws)