Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono bersama jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung menyambangi kawasan Badung Agro Techno Park, di Desa Belok/Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (7/11/2024). Sudaryono meninjau perkembangan kebun dan pemberdayaan yang dilakukan pemerintah kepada petani kopi di desa itu.
Dalam kesempatan itu, Pemkab Badung membeberkan progres kajian terhadap rencana pemberian insentif petani kepada Sudaryono. "Kami sedang mengkaji program insentif produk pertanian," kata Penjabat (Pj) Sekda Badung Ida Bagus Surya Suamba kepada Sudaryono dalam keterangan pers yang diterima detikBali.
Surya Suamba menyebutkan insentif petani dibangun untuk meringankan beban para petani di Badung dalam memproduksi produk pertanian. Mereka akan mendapat jaminan harga yang pasti sehingga petani mendapat pendapatan yang layak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Surya Suamba, skema yang akan diterapkan adalah dengan memberikan jaminan harga pokok penjualan (HPP) 20 persen. Selama ini, dia berujar, masih ada keraguan di kalangan petani terkait hasil produksinya akan terserap pasar secara maksimal atau tidak. Terlebih di tengah ancaman harga yang anjlok akibat permainan tengkulak.
"Selama ini petani kami tarik ulur mau menanam. Setelah menanam apakah ada yang membeli? Seperti itu selalu. Sedangkan kami telah memberikan subsidi pupuk, alat benih, alat pertanian, namun setelah mereka panen yang mengambil tidak ada," kata Surya Suamba.
Surya Suamba menyebutkan rencana program itu masih dalam tahap kajian. Sebagai gambaran, lanjut dia, pemerintah akan memberikan dana sebagai modal kepada Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana yang akan menyerap produk pertanian di Badung.
"Sehingga generasi muda kami ada yang akan mau berusaha menjadi petani. Namun tetap sesuai dengan Bapak Wamen lihat, yaitu pertanian yang modern. Sehingga kaitan program ketahanan pangan, kemudian kaitan dengan inflasi itu, Pemkab Badung dapat selesaikan," imbuhnya.
Selain itu, Surya Suamba juga meminta bantuan peningkatan alat distribusi dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) ke Wamentan Sudaryono. Ia memberikan para pelaku usaha kopi dan petaninya menyampaikan aspirasi terkait pengembangan kebun kopi di Badung.
Merespons hal tersebut, Sudaryono meminta bawahannya untuk membuat rancangan percontohan pertanian modern. Rancangan itu juga menyangkut usaha kopi di Badung.
"Sebenarnya untuk berkebun kopi harus seperti apa. Modelnya itu satu hektar harus berapa pohon yang ditanam, sehingga hasilnya tinggi. Sehingga perlu buku apa, perlu berapa orang, caranya bagaimana, termasuk tenaga kerjanya kami (akan) training," ujar Sudaryono.
Sudaryono lantas mencontohkan rancangan dalam pengembangan pertanian kopi itu. Misalkan, lahan satu hektare didorong agar mampu memproduksi hingga 8 ton kopi. "Presiden Prabowo menargetkan kita harus menjadi juara di dunia terutama kopi, kemudian karet, dan cengkih," imbuhnya.
(iws/hsa)