Jerman Bakal Tutup Konsulat Iran Setelah Warganya Dieksekusi Mati

Jerman Bakal Tutup Konsulat Iran Setelah Warganya Dieksekusi Mati

Tim detikNews - detikBali
Jumat, 01 Nov 2024 12:12 WIB
The german Reichstag with a dedication to the people in the German capital Berlin
Foto: Ilustrasi bendera Jerman. (Getty Images/iStockphoto/Achim Schneider / reisezielinfo.)
Bali -

Jerman bereaksi keras atas eksekusi hukuman mati terhadap warganya di Iran. Jerman menegaskan akan menutup tiga Konsulat Republik Islam Iran yang berada di seluruh Jerman.

"Hubungan diplomatik kami sudah pada titik yang rendah," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, di New York, dikutip dari detikNews, Jumat (1/11/2024).

Iran sudah menemui perwakilan Jerman di Teheran yang tidak terima ada warganya dieksekusi mati. Jerman akan menutup konsulat-konsulat Iran meski akan tetap membiarkan Kedutaan Besar Iran di Berlin beroperasi seperti biasa. Konsulat Iran di Jerman ada di Kota Frankfurt, Hamburg, dan Munich.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iran menolak protes Jerman. Menlu Iran, Abbas Araghchi, menulis pada hari Selasa (29/10) di jejaring sosial X bahwa "paspor Jerman tidak memberikan kekebalan hukum kepada siapa pun, apalagi seorang penjahat teroris."

Dilansir Associated Press (AP), warga yang dieksekusi mati itu punya dua kewarganegaraan sekaligus, yakni Jerman dan Iran. Warga Jerman-Iran itu adalah narapidana bernama Jamshid Sharmahd. Dia tinggal di Amerika Serikat (AS) dan dicokok aparat Iran di Dubai pada 2020.

ADVERTISEMENT

Sharmahd (69) dihukum mati pada Senin (28/10/2024) setelah divonis melakukan tindakan terorisme. Sharmahd adalah satu dari beberapa orang pembangkang Iran di luar negeri yang dicokok aparat Iran.

Iran menuduh Sharmahd, yang tinggal di Glendora, California, merencanakan serangan pada 2008 terhadap sebuah masjid yang menewaskan 14 orang, termasuk lima wanita dan seorang anak. Selain korban tewas, 200 korban lainnya mengalami luka-luka.

Sharmahd juga merencanakan serangan lain melalui Majelis Kerajaan Iran yang kurang dikenal dan sayap militan Tondar. Iran juga menuduh Sharmahd "membocorkan informasi rahasia" mengenai lokasi rudal milik Garda Revolusi Iran selama sebuah program televisi pada 2017.




(hsa/hsa)

Hide Ads