Apa Itu Backburner? Istilah yang Sedang Tren di Kalangan Gen Z

Apa Itu Backburner? Istilah yang Sedang Tren di Kalangan Gen Z

Vincencia Januaria Molo - detikBali
Kamis, 24 Okt 2024 16:00 WIB
Man and womans hands coming together facing the city night lights.
Ilustrasi hubungan. Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix
Denpasar -

Di era digital, hubungan antarindividu semakin dipengaruhi oleh teknologi dan media sosial. Salah satu istilah yang sedang populer di kalangan Gen Z adalah backburner.

Istilah ini merujuk pada seseorang yang tetap dijaga dalam kehidupan seseorang sebagai cadangan untuk kemungkinan hubungan di masa depan. Namun, orang-orang tersebut tidak menjadi prioritas utama dalam hidup atau hubungan saat ini.

Apa sebenarnya arti backburner dan mengapa istilah ini banyak digunakan di kalangan Gen Z? Mari kita simak penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arti Backburner dalam Hubungan

Istilah backburner sebenarnya berasal dari dunia masak. Secara harfiah, backburner berarti meletakkan sesuatu di bagian belakang kompor atau belakang kompor yang digunakan untuk menjaga makanan tetap hangat, tetapi tidak digunakan untuk memasak secara aktif. Dapat dikatakan juga berarti tidak menjadi perhatian utama saat ini tetapi tetap terlindungi untuk digunakan di kemudian hari.

Dalam konteks hubungan, backburner adalah seseorang yang terus diajak berinteraksi secara minimal, baik melalui pesan singkat atau media sosial, tanpa komitmen yang jelas. Hubungan ini sering dipertahankan dengan tujuan untuk menjaga kemungkinan tetap terbuka di masa mendatang, ketika hubungan utama mungkin tidak lagi berjalan dengan baik.

Dalam suatu hubungan, backburner relationship biasanya melibatkan tiga pihak, yakni pelaku, pasangannya, dan orang yang menjadi backburnernya. Misalkan seorang pria yang menjalin hubungan dengan wanita lain (pihak ketiga) meskipun memiliki pasangan. Jika suatu saat hubungannya kandas dengan pasangannya maka tak perlu khawatir karena sudah memiliki cadangan atau backburner.

Mengapa Tren Ini Muncul di Kalangan Gen Z?

Gen Z adalah generasi yang tumbuh dalam era di mana hubungan sering dimediasi oleh teknologi. Dengan berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan aplikasi kencan, mudah bagi seseorang untuk mempertahankan banyak hubungan sekaligus, tanpa komitmen penuh terhadap salah satunya. Fenomena backburner memudahkan seseorang untuk tetap terhubung dengan banyak orang tanpa terlibat secara mendalam.

Faktor lain yang mempengaruhi tren ini adalah kecenderungan Gen Z untuk mempertahankan komitmen jangka panjang. Mereka cenderung lebih fleksibel dalam menjalani hidup, termasuk dalam hubungan romantis. Dengan memelihara beberapa 'opsi' dalam kehidupan mereka, mereka merasa memiliki kendali dan bisa membuat keputusan yang paling sesuai di kemudian hari.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Terjebak Backburner

Salah satu tanda dijadikan backburner adalah komunikasi yang tidak konsisten. Jika pasanganmu menghubungimu saat mereka tidak ada rencana, itu tanda jika kamu bukanlah prioritas mereka.

Cobalah untuk mengingat apakah kamu dihubungi ketika mereka butuh sesuatu atau saat tidak ada pilihan. Selain itu kamu merasa tidak ada kejelasan di hubungan yang kamu jalani dan seringkali bertanya bisa jadi kamu berada di posisi cadangan atau second choice biasanya ditandai pasangan kamu tidak ada komitmen secara resmi.

Perlu diperhatikan juga jika pasanganmu sering membicarakan orang lain ketika bersama kamu ataupun memposting orang lain di media sosial waspadalah kamu dijadikan cadangan oleh pasanganmu.

Dampak Backburner pada Hubungan

Meskipun tampak praktis bagi sebagian besar orang, fenomena backburner dapat menimbulkan dampak emosional, baik bagi pelaku maupun orang yang diposisikan sebagai backburner. Bagi pihak yang merasa dijadikan backburner, bisa muncul perasaan bahwa mereka tidak sepenuhnya termotivasi atau hanya dijadikan pilihan terakhir. Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri dan kebingungan mengenai status hubungan.

Bagi pelaku, menjaga banyak backburner mungkin terasa nyaman pada awalnya, tetapi lambat laun dapat menciptakan kenyamanan dalam diri mereka sendiri. Mereka mungkin kesulitan membangun hubungan yang benar-benar bermakna karena selalu mempertahankan opsi lain.

Cara Mengatasi Fenomena Backburner

Untuk menghindari perasaan tidak nyaman atau jarak dekat yang ditimbulkan oleh fenomena backburner, penting untuk memiliki komunikasi yang jelas dalam hubungan. Terbuka mengenai perasaan dan niat terhadap seseorang dapat membantu memahami kesalahpahaman dan perasaan yang direndahkan.

Menjadi backburner membuat seseorang menjadi tidak berharga. Dalam situasi ini pun kamu akan mengalami suatu kebingungan dan terjebak dalam hubungan yang tidak pasti, dimana kamu ingin mempertahankan hubungan tetapi disisi lain, kamu merasa tidak dihargai.

Selain itu, refleksi diri juga penting. Jika kamu merasa terjebak dalam situasi backburner, selamatkan apa yang sebenarnya kamu inginkan dari hubungan tersebut. Jika hubungan itu tidak memberikan kepastian atau kebahagiaan, mungkin inilah saatnya untuk melangkah maju dan mencari hubungan yang lebih sehat.

Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads