Manajemen Finns Beach Club menggelar pertemuan lagi untuk menyelesaikan polemik pesta kembang api di tengah warga Banjar Tegal Gundul, Canggu yang gelar upacara di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung. Pertemuan itu digelar pada Kamis (17/10/2024).
Dalam rapat itu, manajemen Finns Beach Club yang diwakili direkturnya, I Wayan Asrama, tak menjawab tegas keluhan warga Desa Berawa yang disampaikan Kelian Adat Berawa I Wayan Kumarayasa. Warga Berawa meminta agar pengelola beach club menggelar pesta kembang api hanya dua kali dalam sepekan.
Warga juga mengeluh suara bising musik yang kerap terdengar hingga larut malam sehingga pengelola bisa menyesuaikan lagi. Informasi yang didapat detikBali, Asrama hanya menyatakan rasa penyesalannya setelah video kembang api itu viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat rapat itu Asramamengeklaim telah menjaga hubungan baik dengan warga setempat sejak 2016. Bahkan, Asrama berujar, manajemen selalu mendukung kegiatan upacara yang digelar di Pantai Berawa oleh warga manapun.
"Kami meminta maaf atas kejadian ini. Kami harap agar kami bisa kembali menjalin hubungan baik dengan masyarakat, begitu juga dengan lingkungan setempat," ucap Asrama saat rapat tersebut.
Saat ditemui detikBali, Asrama tak menjawab ketika ditanya terkait kesanggupan manajemen mengubah jadwal kembang api sesuai permintaan masyarakat. Asrama juga tak menjelaskan izin kembang api yang selama ini dimaksudkan warga.
"Itu kan pertimbangan adat. Titiang (saya) di sini sebagai pengusaha, apa yang menjadi aturan di adat, ini kan harus didengarkan. Kami kan harus menghormati, itu saja. Kami minta maaf kejadian ini sudah viral. Itu saja," ucap Asrama.
Namun, saat akan dikonfirmasi kembali mengenai jadwal pesta dan izin, Asrama menolak diwawancarai wartawan. Ia memilih bergegas pergi tanpa menjawab pertanyaan awak media.
Di sisi lain, Dewa, perwakilan manajemen Finns lainnya, mengatakan atraksi kembang api sudah terjadwal. Dewa menyebut semua masukan saat rapat dengan warga akan jadi bahan pertimbangan.
"Sebab kami tidak bekerja sendiri. Masih ada pihak lain di internal perusahaan kami untuk membahas apa yang menjadi masukan. Yang jelas itu jadi bahan review bagi kami," tugas Dewa.
Kelian Adat Berawa I Wayan Kumarayasa menyampaikan kukuh terhadap permintaan warga agar pengelola beach club menggelar kembang api tidak setiap hari. Ia menyesali permintaan itu ternyata tidak digubris manajemen beach club sejak beberapa bulan lalu.
"Kami sampaikan surat dari desa adat ke Finns, tapi tidak ditindaklanjuti dan tetap dilakukan setiap hari. Lalu akhirnya terjadi viral kemarin. Kami minta ke Finns agar memperhatikan desa kami di pesisir ini," tukasnya.
(hsa/hsa)