Uang tunai senilai Rp 40 juta dan perhiasan emas dengan berat sekitar 15 gram ikut ludes terbakar dalam kebakaran rumah di Dusun Bungkil Desa Sekartaji, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Kamis (19/10/2024) pagi. Selain itu, sejumlah surat berharga juga hangus. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Klungkung, Iptu Agus Widiono, mengatakan, kebakaran yang menimpa rumah milik warga bernama I Made Taman itu terpaksa dipadamkan secara manual. Sebab, tidak ada mobil pemadam kebakaran (damkar) di Nusa Penida.
Agus membeberkan berdasarkan laporan yang diterima, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.00 Wita, Kamis. Saat itu penghuni rumah pergi ke Pura Segara untuk mengikuti upacara Purnama Kapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum itu sempat sembahyang di rumah," kata Widiono.
Berselang satu jam setelah satu keluarga itu pergi, sekitar pukul 06.00 Wita, salah seorang warga melihat kobaran api membakar bangunan rumah. Saksi lalu meminta pertolongan ke warga lain untuk memadamkan api.
Sementara itu, korban yang mendapat informasi rumahnya terbakar langsung pulang. Namun, dia langsung terkejut mendapati rumah dan isinya sudah ludes.
"Korban yang mengetahui rumahnya terbakar langsung pulang dan mendapati seisi rumah sudah ludes, dan uang tunai Rp 40 juta dan emas 15 gram yang disimpan di kamarnya ludes terbakar, termasuk surat berharga lainnya," terang Agus.
Diperkirakan barang-barang berharga milik korban yang terbakar nilai mencapai sekitar Rp 200 juta. Namun demikian, korban tidak melaporkan peristiwa itu dan menganggap sebagai musibah.
"Kebakaran diperkirakan akibat dupa yang masih hidup di dalam kamar kemudian mengenai benar yang mudah terbakar dan mengakibatkan semua ludes," jelasnya.
Dari hasil olah tempat kejaian perkara (TKP) yang dilakukan polisi, kesimpulan sementara kebakaran itu diakibatkan kelalaian pemilik rumah.
"Kami harap masyarakat yang akan keluar rumah untuk senantiasa mengecek listrik. Alat-alat yang sebelumnya digunakan agar dimatikan sehingga tidak mengakibatkan konsleting. Termasuk juga setelah sembahyang dan jika cepat-cepat keluar dupa sebaiknya dimatikan untuk mencegah peristiwa kebakaran, apalagi kondisi cuaca panas saat ini cepat memicu kebakaran," urai Agus.
(hsa/dpw)