Israel dihujani kecaman setelah serangannya melukai lima prajurit penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon. Sebanyak 40 negara, termasuk Indonesia hingga Amerika Serikat, ramai-ramai mengutuk keras serangan Israel yang sedang berkonflik dengan kelompok Hizbullah tersebut.
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant menegaskan akan menghindari upaya yang dapat membahayakan pasukan perdamaian PBB. Hal itu disampaikan Gallant saat berbincang via telepon dengan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin pada Sabtu (12/10/2024).
"IDF (Angkatan Bersenjata Israel) akan terus mengambil tindakan untuk menghindari membahayakan pasukan UNIFIL dan posisi pasukan penjaga perdamaian," ucap Gallant dalam pernyataannya setelah berbicara via telepon dengan Austin, seperti dikutip dari detikNews, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL melaporkan pasukannya di Naqura maupun di beberapa lokasi lainnya di Lebanon dihantam serangan berkali-kali. Sedikitnya lima tentara UNIFIL mengalami luka-luka akibat serangan militer Israel di Lebanon bagian selatan.
Kecaman untuk Israel sebelumnya datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang merupakan sekutu terbesar Israel.
Biden mengatakan dirinya telah meminta Israel untuk berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Pernyataan ini disampaikan Biden ketika dia ditanya wartawan di Gedung Putih terkait apakah dia telah meminta Tel Aviv untuk berhenti melakukan serangan yang melukai prajurit PBB.
"Tentu saja, secara positif," jawab Biden.
Pada Kamis (10/10/2024, UNIFIL awalnya melaporkan tembakan tank Israel melukai dua pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia yang terjatuh dari menara pengawas di area Naqura, Lebanon. Kecaman terhadap Israel lantas datang dari puluhan negara yang berkontribusi dalam mengirimkan pasukan untuk misi UNIFIL.
"Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL," tegas pernyataan bersama yang diunggahke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB.
"Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak," cetus pernyataan bersama tersebut.
Puluhan negara kontributor UNIFIL yang menandatangani pernyataan bersama itu, antara lain Indonesia, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis hingga China. Negara-negara tersebut mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.
Dalam pernyataannya, UNIFIL menuding militer Israel secara sengaja menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan. Walhasil, puluhan negara menyerukan serangan Israel itu harus dihentikan dan diselidiki.
"Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL," demikian pernyataan bersama yang diunggah oleh misi Polandia untuk PBB dan ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL tersebut.
UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.
Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama. Hal itu menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
(iws/iws)