UWRF 2024 Angkat Tema Satyam Vada Dharmam Chara, Libatkan 300 Peserta

UWRF 2024 Angkat Tema Satyam Vada Dharmam Chara, Libatkan 300 Peserta

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 10 Okt 2024 20:28 WIB
Press conference acara Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2024 di Jalan Kusuma Sari Nomor 1 Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (10/10/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Press conference acara Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2024 di Jalan Kusuma Sari Nomor 1 Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (10/10/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Jakarta -

Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2024 mengangkat tema Satyam Vada Dharmam Chara: Speak the Truth, Practice Kindness. Tema ini menekankan pentingnya mengamalkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan melalui bayu atau kemampuan untuk hidup, sabda atau kemampuan untuk bersuara, dan idep atau kemampuan untuk berpikir.

"Kami ingin mendorong penulis-penulis ini supaya bisa menjadi garda terdepan dalam mempromosikan nilai-nilai tersebut melalui karyanya," ucap Pendiri & Direktur Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) Janet DeNeefe di Jalan Kusuma Sari Nomor 1 Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (10/10/2024).

UWRF 2024 yang memasuki usia ke-21 tahun ini bakal digelar pada 23-27 Oktober 2024 di 72 venue dengan lebih dari 200 program. Adapun titik utama penyelenggaraannya di Taman Baca dan Indus Restaurant di Jalan Raya Sanggingan, Ubud, Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tahun ini, akan melibatkan penulis, seniman, aktivis, akademisi hingga pegiat kebudayaan Bali. Kurang lebih totalnya 300-an orang dan mereka akan berbagi panggung dan menjadi pembicara dalam acara tahunan itu.

Tak hanya dari lokal, mereka juga banyak yang berasal dari 20 negara. Seperti India, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Palestina.

ADVERTISEMENT

"Untuk target kunjungan kami tidak punya angka (target). Tapi, kami biasanya menargetkan (naik) 5 persen dari kunjungan sebelumnya. Tahun lalu ada di angka 10 ribu kunjungan selama empat hari. Jadi, kami ingin meningkatkan lagi di tahun ini," jelasnya.

Menurutnya, akan ada berbagai topik yang disoroti dan dibahas selama acara. Mulai dari topik perempuan, pembangunan berlebihan di Bali hingga isu lingkungan.

Janet menerangkan di tiap tahunnya, pihaknya konsisten menghadirkan isu soal lingkungan. Hanya saja sejak tahun lalu, pihaknya menghadirkan khusus climate day selama satu hari.

"Acara ini akan dibuka oleh Amitav Ghosh yang adalah penulis dari India dan sangat terkenal. Dia akan membahas tentang hubungan kolonialisme dengan perubahan iklim dan akan ada isu lainnya. Kami juga berusaha melibatkan banyak banget orang Bali karena Bali punya banyak sekali orang-orang pegiat lingkungan yang sangat bergiat dalam isu ini," beber Janet.

Selain itu, di tahun ini, UWRF juga akan memberikan persembahan bagi dua tokoh besar Bali, yakni Cok Sawitri dan I Gusti Ngurah Bagus. Cok Sawitri adalah seorang penulis, novelis, penyair, penulis naskah, dan seniman pertunjukan asal Sidemen, Karangasem.

Ia berpulang pada 4 April 2024 dan meninggalkan warisan yang berharga bagi lanskap seni dan budaya Bali. Sedangkan I Gusti Ngurah Bagus adalah akademisi kelahiran Peguyangan, Denpasar, yang dikenal sebagai The Father of Balinese Studies.

Menurutnya, dua tokoh ini telah meninggalkan warisan yang begitu mendalam bagi Bali dan masyarakatnya. Janet menyebut sebagai festival yang lahir dan besar di Bali, pihaknya juga ingin turut memastikan warisan-warisan keduanya tetap hidup dan harapannya dapat terus menginspirasi generasi-generasi muda Bali ke depan.

Tak hanya itu, Janet juga tengah berupaya mengundang kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali dalam UWRF. Nantinya, pihak UWRF bakal memberikan fasilitas tempat untuk mereka berdiskusi dengan partisipan UWRF. Hanya saja untuk kepastian waktu dan lokasi acara itu masih menunggu konfirmasi dari tim paslon.

Sementara itu, penyair Bali Pranita Dewi senang dapat terlibat dalam UWRF 2024. Hasil puisi-puisi Pranita telah banyak diterbitkan dan diterjemahkan ke Bahasa Prancis, Bahasa Inggris, dan Bahasa Thailand.

Pranita menilai selama ini UWRF berhasil menghadirkan berbagai penulis, penyair hingga seniman baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, UWRF sebagai suatu festival yang kaya akan pengisi acara yang menarik.

"Festival yang kaya memberikan wadah bagi penyair, penulis, dan novelis untuk dapat menjalin kerjasama dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru di dalam wilayah kreativitas mereka," akunya.




(nor/nor)

Hide Ads