Pulau Bali akan menghadapi fenomena hari tanpa bayangan pada Minggu (13/10/2024) sampai dengan Selasa (15/10/2024). Adanya fenomena ini disebut-sebut sebagai salah satu faktor penyebab meningkatnya suhu di Bali.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Madya, BBMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto menerangkan hari tanpa bayangan adalah waktu di mana masyarakat tidak dapat melihat bayangannya saat siang hari. Hal ini terjadi lantaran posisi matahari tepat berada di atas tubuh manusia.
"Hari tanpa bayangan adalah posisi di mana matahari tepat di atas kita, sehingga kita tidak bisa melihat bayangan. Karena posisi matahari tepat di atas Bali, sehingga kondisi cuaca lebih terik dari biasanya," ujar Dwi saat dihubungi detikBali, Rabu (9/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi menerangkan fenomena hari tanpa bayangan ini terjadi dua kali dalam setahun. Periode pertama, berlangsung pada Februari sampai dengan April. Sementara periode kedua, terjadi pada September sampai Oktober.
Di Bali, fenomena hari tanpa bayangan pertama kali dapat disaksikan di Singaraja pada Minggu (13/10/2024). Dengan kulminasi utama pukul 12:05:50 Wita.
Selanjutnya pada Senin (14/10/2024), berlangsung di tiga wilayah, yakni Amlapura, Bangli, dan Negara. Sementara itu pada Selasa (15/10/2024), berlangsung di Denpasar, Klungkung, Gianyar, Mengwi, dan Tabanan.
"Durasinya sangat singkat, kurang dari satu menit," jelas Dwi.
Dwi membeberkan masyarakat dapat menyaksikan hari tanpa bayangan dengan menyiapkan benda lurus seperti spidol. Selanjutnya, spidol diletakkan di atas permukaan yang datar.
Dwi tak menyarankan bila mengamati fenomena ini melalui bayangan manusia. Sebab, tubuh manusia tidak rata.
"Jangan melihat ke matahari, karena kita ingin melihat benda tanpa bayangan. Jangan lihat bayangan manusia, kalau manusia nggak rata tubuhnya," pungkas Dwi.
(nor/gsp)