Kemenparekraf Kembangkan Pengelolaan Desa Wisata Digital di Karangasem

Kemenparekraf Kembangkan Pengelolaan Desa Wisata Digital di Karangasem

Sui Suadnyana, Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 09 Okt 2024 12:25 WIB
Kemenparekraf melaksanakan penguatan jejaring pengelolaan desa wisata berbasis digital di Taman Ujung, Karangasem, Rabu (9/10/2024). (I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Foto: Kemenparekraf melaksanakan penguatan jejaring pengelolaan desa wisata berbasis digital di Taman Ujung, Karangasem, Rabu (9/10/2024). (I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengembangkan pengelolaan desa wisata berbasis digital di Karangasem, Bali. Upaya itu dilakukan agar destinasi itu bisa lebih maju dan berkembang serta bisa bersaing dengan desa wisata lain di Bali dan Indonesia yang sudah menerapkan digitalisasi.

Direktur Pengembangan Destinasi II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf, Bambang Cahyo Murdoko, mengatakan saat ini ada sebanyak 15 desa wisata di Karangasem masuk jaringan untuk diprogramkan Kemenparekraf. Harapannya, desa wisata di Karangasem bisa terus bertambah dan berkembang.

"Melalui kegiatan hari ini, kami ingin membangun pariwisata dari desa. Karena desa menjadi lapisan yang paling bawah yang harus menikmati pariwisata, pemberdayaan masyarakat lokal dan kearifan lokal," kata Murdoko di Taman Ujung, Karangasem, Rabu (9/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karangasem dipilih dalam acara penguatan jejaring pengelolaan desa wisata karena mempunyai bentang wilayah yang lengkap, mulai dari pegunungan, laut, dan daratan sangat indah. Sehingga, banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan untuk dijadikan desa wisata.

"Kami ingin pembangunan pariwisata di Bali bisa merata untuk ke depannya. Jadi tidak hanya bertumpu di Bali Selatan saja," ujar Murdoko.

ADVERTISEMENT

Menurut Murdoko, potensi desa wisata di Karangasem sangat besar karena memiliki keindahan alam, tradisi adat, dan budaya. Menurutnya, banyak potensi yang masih bisa dikembangkan karena setiap desa memiliki keunikan dan keindahan tersendiri untuk menarik para wisatawan.

"Ditambah dengan pengembangan dan pengelolaan desa wisata yang berbasis digital, tentu dampaknya akan sangat besar untuk Kabupaten Karangasem. Karena para wisatawan akan lebih mudah untuk mencari informasi terkait keunikan dan kelebihan dari Desa Wisata yang ada di Kabupaten Karangasem," ucap Murdoko.

Murdoko berharap seluruh desa wisata di Karangasem mau tidak mau dan wajib menguasai digitalisasi dalam melakukan tata kelola, baik untuk kegiatan promosi, event, keindahan yang dimiliki dan yang lainnya.

Hingga saat ini, ada sebanyak 6.016 desa wisata yang masuk jaringan desa wisata yang diprogramkan Kemenparekraf dan 15 di antaranya ada di Karangasem. Murdoko berharap desa wisata di Karangasem dapat terus bertambah karena banyak potensi yang bisa dikembangkan.

Murdoko juga menilai desa wisata di Karangasem dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan. Hal tersebut tidak lepas dari tradisi, seni budaya hingga keindahan alam masing-masing desa wisata yang ada. Bahkan, Desa Wisata Tenganan Pegringsingan sempat masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

Sekretaris Daerah (Sekda) Karangasem, I Ketut Sedana Merta, mengatakan sebenarnya ada sebanyak 32 desa wisata di sana. Namun, belum semua masuk jaringan desa wisata yang diprogramkan Kemenparekraf. Sedana berharap desa wisata lainnya dapat masuk jaringan desa wisata digital.

"Untuk ke depannya, kami juga berharap bisa lebih sering lagi diadakan festival atau kegiatan lainnya yang bersumber dari pusat. Sehingga kami bisa memperbaiki fasilitas dan infrastruktur sehingga lebih bisa menarik wisatawan," ujar Sedana Merta.




(iws/gsp)

Hide Ads