Tujuh warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel ke Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada Selasa (8/10/2024) waktu setempat. Serangan tersebut menargetkan sebuah gedung yang digunakan oleh Garda Revolusi Iran dan Hizbullah Lebanon.
"Israel menargetkan sebuah gedung yang sering dikunjungi oleh Garda Revolusi dan anggota senior Hizbullah, serta sebuah mobil yang diparkir di depan gedung tersebut," kata Syrian Observatory for Human Rights yang berpusat di Inggris, seperti dikutip dari detikNews, Rabu (9/10/2024).
Berdasarkan rekaman AFPTV di lokasi kejadian, tampak sebuah bangunan diselimuti asap dengan puing-puing dan logam berserakan di tanah. Seorang koresponden AFP mengatakan tiga lantai pertama gedung itu telah hancur dan sekitar 20 mobil rusak oleh puing-puing yang jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kementerian Pertahanan melaporkan perempuan dan anak-anak turut menjadi korban tewas dalam serangan tersebut. Adapun, dua dari yang tewas disebut-sebut merupakan warga negara asing. Saat ini, tim penyelamat masih menyisir puing-puing reruntuhan dan mendata jumlah korban yang masih kemungkinan bertambah.
Salah seorang warga, Adel Habib, mengibaratkan gempuran Israel bagaikan 'Hari Penghakiman'. Pria yang tinggal di gedung terdampak itu mengungkapkan listrik sempat terputus saat kejadian.
"Saya sedang dalam perjalanan pulang ketika ledakan terjadi dan komunikasi serta listrik terputus sehingga saya tidak bisa lagi menghubungi keluarga saya di dalam gedung," kata Habib.
"Itu adalah lima menit terpanjang dalam hidup saya sampai saya mendengar suara istri, anak-anak, dan cucu-cucu saya," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
(iws/iws)