Mengapa Kita Bermimpi? Mitos dan Fakta Seputar Mimpi

Mengapa Kita Bermimpi? Mitos dan Fakta Seputar Mimpi

Vincencia Januaria Molo - detikBali
Senin, 07 Okt 2024 10:25 WIB
Ilustrasi Pekerja Mimpi Liburan
Ilustrasi mimpi. Foto: shutterstock
Denpasar -

Saat kita terlelap, biasanya kita akan bermimpi. Namun, mengapa kita bermimpi? Apakah mimpi sekadar produk dari otak yang lelah ataukah ada pesan yang ingin disampaikan?

Secara ilmiah, mimpi terjadi selama fase tidur yang disebut Rapid Eye Movement (REM). Fase ini ketika otak kita tetap aktif meski tubuh sedang beristirahat. Simak yuk alasan mengapa kita bermimpi yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Mengapa Bisa Bermimpi?

Beberapa teori menyebutkan bahwa mimpi adalah cara otak untuk memproses emosi, mengatasi kenangan, atau mencoba menyelesaikan masalah yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada pula pandangan bahwa mimpi membantu kita beradaptasi dengan situasi baru, menjadi semacam simulasi yang melatih kita untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Selain itu, mimpi juga sering kali dianggap sebagai saluran kreatif yang memungkinkan imajinasi kita berkembang bebas tanpa batas logika.

Meskipun ada banyak teori, mimpi adalah cerminan dari kompleksitas pikiran manusia. Bagi sebagian orang, mimpi mungkin tampak acak atau absurd, tetapi sering kali mereka membawa makna simbolis atau emosional yang mendalam. Dengan demikian, mimpi terus menjadi salah satu misteri paling menarik dalam kajian otak manusia.

Jadi saat tidur, otak manusia masih bekerja. Memori yang tersimpan dalam otak berupa harapan, emosi atau kejadian yang terjadi menjadi memori baru yang disebut dengan mimpi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun tahapan saat bermimpi yang membuat kualitas tidur menjadi bagus ataupun tidak. Hal inilah yang sering membuat kita lupa akan mimpi yang ada. Karena ingatan yang menangkap mimpi hanyalah bagian memori pendek saja.

Otak bekerja berdasarkan perannya masing-masing. Pada saat tidur, otak menonaktifkan indera dan otot. Namun otak tidak berhenti beraktivitas dan akan terus bekerja.

Otak bagian korteks depan yang bertanggung jawab dengan ini semua berada pada mode nonaktif. Karena mimpi berkaitan dengan memori, kenangan dan emosi bagian otak yang terlibat adalah hippocampus yang terletak di bagian lobus temporal atau otak besar.

ADVERTISEMENT

Adapun Tujuan Seseorang Bermimpi

1. Pada saat bermimpi, otak seseorang akan membersihkan informasi yang dirasa tidak perlu.
2. Mimpi dianggap sebagai cara otak memutar ulang semua memori dan peristiwa yang baru terjadi ataupun sudah lama terjadi.
3. Mimpi dapat melatih kemampuan seseorang terhadap perasaan yang berbeda dan mengelola emosi.

Fakta Seputar Mimpi

1. Mitos: Mimpi Hanya Muncul Selama Fase REM

Faktanya walaupun mimpi sering dikaitkan dengan fase Rapid Eye Movement dalam mimpi. Mereka sebenarnya terjadi pada setiap fase tidur. Pada fase REM dapat menghasilkan mimpi, meskipun mungkin tidak sesering pada fase REM.

2. Mitos: Tidak Semua Orang Bisa Bermimpi

Faktanya semua orang mengalami mimpi, walaupun tidak semuanya bisa diingat. Mungkin sebagian orang mampu mengingat mimpi tetapi sebagian besar orang mengalami aktivitas otak yang berhubungan dengan mimpi saat mereka.

3. Mitos: Mimpi Bisa Menjadi Kenyataan

Faktanya mimpi sering kali menciptakan scenario yang tidak terikat dalam kehidupan. Walaupun penelitian menyatakan bahwa mimpi bisa mempengaruhi pikiran, tapi bukan berarti menjadi kenyataan.

4. Mitos: Mimpi Hanya Penggambara Alam Bawah Sadar

Mimpi sering dianggap sebagai cara untuk mengakses alam bawah sadar, tempat pikiran dan perasaan tersembunyi berada. Namun, teori lain yang menyarankan bahwa mimpi memiliki fungsi penting dalam hal konsolidasi ingatan dimana mimpi membantu otak menyimpan informasi baru dan menghubungkannya dengan kenangan lama, sehingga memperkuat ingatan.

5. Fakta: Beberapa Orang Bisa Mengendalikan Alur Mimpinya Sendiri

Lucid dreaming merupakan kemampuan untuk menyadari bahwa Anda bisa mengendalikan alur mimpi.

Mimpi tetap menjadi salah satu aspek paling misterius dalam kehidupan manusia, meskipun ilmu pengetahuan telah memberikan penjelasan. Dari teori tentang pencatatan emosi hingga konsolidasi ingatan, mimpi memiliki peran penting dalam kesehatan mental dan fungsi otak kita.

Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads