Forum Bali Regional Air and Space Power 2024 menjadi ajang diskusi penggunaan teknologi kedirgantaraan untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam. Pertemuan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari event Bali International Airshow.
"Forum ini merupakan ajang internasional untuk membahas peran teknologi dirgantara dalam operasi Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR). Terutama dalam menghadapi bencana alam," kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Tonny Harjono saat membuka Forum Bali Regional Air and Space Power 2024 di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (17/9/2024).
Tonny mengatakan sejumlah teknologi yang dibahas adalah pesawat udara nirawak (unmanned aerial vehicle/drone) hingga satelit. Penggunaan pesawat nirawak dan satelit dinilai dapat meningkatkan efektivitas operasi HADR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, ada juga teknologi seperti sistem C4ISR (command, control, communications, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance). "Teknologi ini dinilai penting dalam mempercepat respons dan koordinasi dalam operasi kemanusiaan di tengah kondisi global yang penuh dengan tantangan. Dapat menyelamatkan nyawa, serta meminimalkan dampak kerusakan," kata Tonny.
Menurutnya, intensitas bencana alam di Indonesia semakin meningkat. Mulai dari letusan gunung, gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya.
Selain membahas teknologi, Tonny berharap ada peran serta dari instansi internasional selama forum itu berlangsung. Ia menilai Indonesia perlu bekerja sama dan belajar dengan negara lain dalam hal bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam.
"Forum ini menjadi sarana bagi instansi militer, pemerintah, akademisi, dan industri (penerbangan), untuk berdialog dan bertukar pengetahuan," katanya.
Asisten Potensi Dirgantara TNI Angkatan Udara (Aspotdirga) Kasau Marsda TNI AU Andi Wijaya mengatakan forum itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dunia aviasi, khususnya industri penerbangan tanah air. Juga hubungan diplomatik antara TNI dan instansi militer asing.
"Ada 48 negara yang hadir. Melalui Bali Airshow, akan muncul ide-ide, pengetahuan, dan pembanding untuk membeli alutsista yang baru," kata Andi.
Untuk diketahui, Forum Bali Regional Air and Space Power diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara. Helatan tersebut akan dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai negara, lembaga internasional, akademisi, serta sektor industri.
(iws/gsp)