Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan geram dengan masifnya alih fungsi lahan pertanian di Bali. Ia pun bakal menggelar rapat terbatas (ratas) terkait moratorium pembangunan hotel dan vila di Bali, khususnya di kawasan Bali selatan.
"Ini lagi kami mau ratas. Nanti selesai ratas akan kami umumkan," kata Luhut di KEK Kura-Kura Bali, Minggu (8/9/2024).
Luhut menyoroti banyaknya lahan pertanian di Bali yang beralih fungsi menjadi lokasi pembangunan vila dan hotel. Ia mengingatkan agar tidak ada lagi lahan persawahan yang digunakan untuk membangun akomodasi pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pensiunan jenderal TNI itu berharap kedua pasangan calon (paslon) yang berlaga dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 berkomitmen menjaga lingkungan Bali. Ia mendorong para paslon untuk membawa isu lingkungan saat berkampanye.
"Kampanye soal lingkungan saja sudah cukup," imbuh Luhut.
Moratorium Pembangunan hingga 10 Tahun
Disinggung terkait estimasi waktu berlakunya moratorium tersebut, Luhut menyebut kemungkinan bisa mencapai sepuluh tahun. "Nanti kita lihat. Bisa (berlaku) lima tahun, bisa sepuluh tahun. Tergantung nanti dievaluasi saja," ujarnya.
Sebelumnya, Luhut juga sempat menyinggung maraknya sawah di Bali yang kini berubah menjadi vila dan hotel. Ia mencontohkan lingkungan rumah miliknya yang berlokasi di kawasan Cemagi, Kuta Utara. Menurut dia, lahan di belakang rumahnya itu semula adalah hamparan sawah. Kini, lahan sawah tersebut sudah menjadi bangunan.
"Tidak ada lagi orang membuat vila di sawah. Sawah biarlah sawah, supaya Bali jadi Bali yang unik," ujar Luhut saat memimpin rapat koordinasi persiapan Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Selasa (3/9/2024).
Ratas terkait moratorium pembangunan di Bali juga diungkap oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno. Menurut Sandiaga, rencana moratorium pembangunan akomodasi di Bali selatan mendapat dorongan dari akademikus hingga para pelaku pariwisata.
"Bali selatan itu sudah terlalu over build, untuk menghindari over tourism," ujar Sandiaga saat bertemu dengan stakeholder pariwisata di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Selasa.
Pj Gubernur Bali Bersurat ke Pemerintah Pusat
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya telah mengirim surat ke pemerintah pusat terkait moratorium pembangunan hotel atau vila di kawasan Bali selatan. Ia berharap agar ada penataan perizinan untuk mencegah masifnya pembangunan akomodasi di Pulau Dewata.
"Biar ditata dulu perizinan pembangunannya. Jangan sawah jadi vila. Khususnya di kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan)," kata Mahendra Jaya, di Kuta, Badung, Bali, Rabu (4/9/2024).
Menurut Mahendra, Bali selatan tak hanya menghadapi masalah alih fungsi lahan akibat gempuran pembangunan. Maraknya aksi kejahatan atau kriminalitas, dia berujar, juga perlu dapat perhatian.
"Kami sudah bersurat, bermohon ke pemerintah pusat. (Moratorium) bukan diperketat, tapi ditata perizinannya," tandas Mahendra.
Janji Paslon Jaga Lingkungan Bali
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan menghadiri penanaman bibit bakau (mangrove) yang diberkati Pimpinan Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, Denpasar, Minggu (8/9/2024). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan paslon yang berlaga di Pilgub Bali 2024, yakni I Nyoman Giri Prasta, I Made Muliawan Arya alias De Gadjah, dan Putu Agus Suradnyana.
Luhut merasa senang dapat bertemu dengan pasangan calon Pilgub Bali tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga pariwisata berkualitas di Bali. "Kita harus melindungi Bali dari orang-orang yang dapat merusak budaya dan tradisi," ujar Luhut.
Luhut juga menyoroti masalah sampah dan mengakuinya sebagai tantangan besar selama 10 tahun menjabat sebagai menko. Ia berharap kedua paslon yang berlaga dalam Pilgub Bali 2024 berkomitmen untuk menangani masalah sampah di Pulau Dewata.
"Saya ingin Bali menjadi destinasi yang bersih, memiliki lingkungan yang baik, dan menjadi tujuan wisata yang berkualitas," ujar Luhut.
Giri Prasta berjanji akan memperhatikan masalah lingkungan sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. "Pariwisata berkualitas sangat penting. Turis harus memberikan manfaat bagi masyarakat Bali," ujarnya.
Sementara itu, De Gadjah juga mengeklaim akan melaksanakan pesan Luhut dengan fokus pada persoalan sampah, pendidikan, dan lingkungan. "Kami akan fokus pada langkah-langkah prioritas, termasuk tourism setelah mengatasi defisit anggaran," imbuhnya.
(iws/iws)