Seorang warga negara (WN) Rusia dihajar massa setelah mencoba merampas taksi online di Gianyar, Bali. Percobaan perampokan itu dilakukan pada siang bolong.
Sementara itu, Pemprov Bali dan investor menggelar upacara Ngeruak di lokasi proyek LRT Bali. Upacara itu menandai dimulainya proyek ambisius yang digadang-gadang menjadi solusi mengurai kemacetan di Bali, terutama di Denpasar dan Badung.
Dua berita di atas mendapat perhatian cukup banyak dari pembaca setia detikBali. Selain itu, ada juga beberapa laporan kriminal dan politik yang trending dalam sepekan terakhir.
Berita-berita terpopuler dalam sepekan itu kami rangkum dalam Bali Sepekan. Berikut rangkumannya.
Remaja Cabuli Bocah 4 Tahun di Karangasem
Remaja di Karangasem, Bali, JS (16), mencabuli bocah berusia empat tahun berinisial NKVBD saat hendak menagih utang kepada ibunya. JS kini harus mendekam di balik jeruji besi karena telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.
Kepala Unit (Kanit) IV Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Karangasem Ipda I Gede Alit mengatakan pencabulan terjadi di rumah NKVBD, Rabu (4/9/2024). JS langsung dilaporkan ke Polres Karangasem seusai tindakannya ketahuan.
"Kami langsung gerak cepat untuk menangani kasus ini karena berhubungan dengan anak di bawah umur. Sehingga, kemarin pelaku langsung kami tetapkan sebagai tersangka karena sudah cukup bukti," kata Alit, Jumat (6/9/2024).
JS awalnya datang ke rumah NKVBD untuk menagih utang kepada ibu korban. Namun, ibu NKVBD saat itu tidak ada di rumahnya. Hanya ada NKVBD seorang diri di rumahnya sehingga JS langsung mengajak korban masuk ke dalam kamar.
Pelaku kemudian mengajak NKVBD menonton film porno. Dia kemudian mencabuli bocah itu.
Kakak NKVBD datang tepat saat kejadian langsung memukul JS dengan sapu. JS kemudian kabur dengan mengendarai motor. JS selanjutnya dilaporkan ke Polres Karangasem dan ditangkap.
Wanita Rusia Jadi PSK di Bali
Satu dari dua perempuan asal Rusia yang terciduk imigrasi lantaran menjadi pekerja seks komersial (PSK) di Bali akhirnya dideportasi. Perempuan berinisial AA (26) itu sebelumnya terciduk petugas di kawasan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
"AA dideportasi pada 5 September 2024 melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan tujuan akhir Rusia," kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar, Gede Dudy Duwita, dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Jumat (6/9/2024).
Dudy mengungkapkan AA mendarat di Bali sejak 23 Desember 2020 dengaan berbekal visa bisnis. Selama di Bali, AA sempat memperpanjang masa berlaku visanya hingga 2025.
Kepada petugas, AA mengaku tinggal di Bali untuk berlibur sembari bekerja sebagai manajer pemasaran sebuah toko kosmetik online yang berbasis di Rusia. Dia digaji 200 ribu Rubel per bulan.
"Namun, berdasarkan hasil operasi intelijen, AA terlibat dalam aktivitas prostitusi di sebuah vila di kawasan Seminyak, Kuta. Bersama seorang WNA lainnya, NP (26)," kata Dudy.
Masih berdasarkan pengakuan AA, pendapatannya selama melakoni bisnis haram itu tak menentu. Meski begitu, dia sudah meraup Rp 15 juta hingga Rp 20 dari aktivitasnya sebagai PSK di Pulau Dewata.
"Kami amankan AA beserta uang tunai sebesar Rp 5 juta di tempat kejadian," ungkapnya.
Dua Pria Buleleng Jadi Korban Perdagangan Orang
Dua pria di Buleleng, Bali, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Mereka tergiur rayuan gaji tinggi bekerja di Thailand, tapi diselundupkan ke Myanmar.
Dua pria itu yakni KA dan NS. Saat ini, keluarga tak bisa menghubungi keduanya.
"Dugaan TPPO telah diterima laporannya pada tanggal 4 September 2024," kata Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika, Kamis (5/9/2024).
Darma mengungkapkan terlapor dalam kasus perdagangan orang ini adalah KOI. Dia yang membujuk KA dan NS untuk bekerja di Thailand dengan gaji fantastis.
Setelah tiba di Thailand komunikasi KA dan NS dengan keluarga terputus. Muncul dugaan mereka mengalami penyiksaan serta ancaman kekerasan jika tidak memenuhi target pekerjaan.
Keduanya berangkat ke luar negeri menggunakan visa liburan yang dibuatkan oleh KOI. KA awalnya dijanjikan bekerja sebagai pelayan restoran di Thailand. Dia berangkat pada 5 Agustus 2024 ke Jakarta kemudian transit di Malaysia.
KA sempat menghubungi keluarganya di Buleleng pada 6 Agustus 2024 saat masih berada di Malaysia. Kemudian, pada 9 Agustus 2024, keluarga di Buleleng mendapat kabar dari KA lewat pesan WhatsApp (WA) jika dirinya sudah bekerja di Thailand.
Namun, KA mengaku HP-nya disita. Setelah itu, KA tidak bisa dihubungi lagi oleh keluarga.
Belakangan, Sugiarta berujar, muncul video memperlihatkan warga negara Indonesia (WNI) yang disebut-sebut berada di Myanmar. Mereka mengaku ditawari bekerja di Thailand, tetapi malah dibawa ke Myanmar.
Mereka mengatakan tidak diperbolehkan ke mana pun alias disekap. Tak hanya itu, mereka disuruh kerja 15 jam sehari tanpa digaji. Apabila tidak mencapai target, mereka mengaku mengalami penyiksaan dengan cara dipukul sampai disetrum.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya
Simak Video "Video: 3 Kementerian Kolaborasi Berantas Kasus TPPO di Indonesia"
(dpw/dpw)