Patung GWK Setinggi 8 Meter Dibangun di Afrika Tengah

Patung GWK Setinggi 8 Meter Dibangun di Afrika Tengah

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Rabu, 04 Sep 2024 15:01 WIB
Monumen Garuda Wisnu Kencana di Bangui, Afrika Tengah.
Foto: Dok. pribadi Bripka Pande Made Ari Sudewa
Denpasar -

Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dibangun di Garuda Camp Bangui, Afrika Tengah. Patung tersebut dirancang oleh personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali, Bripka Pande Made Ari Sudewa.

Pande tergabung dalam kontingen Garuda Bhayangkara (Garbha) Satgas FPU 5 Minusca untuk memelihara perdamaian di Bangui.

Kepala Satgas FPU 5 Minusca, Kombes Sofyan Arief, mengetahui Pande memiliki bakat seni. Mereka lantas berdiskusi untuk membuat sebuah karya yang harapannya dapat dikenang sepanjang masa. Pande kemudian terinspirasi untuk membuat monumen GWK yang menjadi ikon Pulau Dewata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan perencanaan pembangunan monumen tersebut mulai dari merancang pembentukan hingga detail patungnya. Pande juga sempat berkonsultasi dengan orang tua dan saudaranya di Bali yang juga merupakan seorang seniman.

"Mulai pengerjaannya, tepat pada tanggal 28 Mei 2024. Karena terkejar waktu, proses pembangunan dibantu oleh teman-teman yang lain dan sistem kerja full time," ujar Pande, Rabu (4/9/2024).

Pande bangga dan terharu ketika patung GWK yang setinggi 8 meter itu berdiri kokoh di depan Garuda Camp Afrika Tengah telah rampung dengan tepat waktu.

"Apabila campuran bahan sudah kami buat, tidak kami selesaikan dengan mengukir, maka campuran itu akan mengeras sehingga tidak bisa digunakan lagi. Sehingga ada masanya bekerja sampai larut malam. Faktor cuaca yang sulit diprediksi menjadi kendala buat kami," bebernya.

Sementara itu, Kasatgas FPU 5 Minusca Kombes Sofyan Arief mengatakan tujuan pembangunan monumen GWK di Afrika Tengah ini untuk mengabadikan momen keberadaan Satgas. Selain itu, juga memperkenalkan salah satu ikon Indonesia kepada dunia.

Sofyan menyampaikan GWK melambangkan dua hal. Pertama, garuda melambangkan Polri sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB. Kedua, burung garuda membawa Dewa Wisnu melambangkan sebagai arti perdamaian.

"Jadi ini adalah perwujudan perdamaian dengan membawa perdamaian yang kita laksanakan selama setahun penuh di Republik Afrika Tengah," jelas Sofyan.

Ia mengapresiasi Pande sebagai arsitek dari monumen GWK. Sofyan menuturkan di samping menjadi anggota kepolisian, ternyata Pande adalah seniman yang berbakat.

Sofyan menceritakan bagaimana proses pembuatan monumen GWK yang digarap oleh Pande. Hanya bermodalkan selembar kertas dan pensil, ia melukis sketsa patung terlebih dahulu.

Setiap hari, dimulai pada awal pagi, Pande terus mengerjakan patung GWK hingga tengah malam. Terkadang, ia makan di lokasi pembangunan dengan beratap terpal. Ia menilai sosok Pande juga sangat sederhana.

"Dengan tangan dinginnya salah satu ikon budaya Indonesia berdiri tegak di atas tanah Afrika, sebagai manifestasi tekad dari para peacekeeper Polri sebagai duta Garuda Indonesia membawa semangat perdamaian ke seluruh dunia," tandas Sofyan.




(hsa/gsp)

Hide Ads