Seniman Made Jodog: Membuat Karya Bisa dari Jerami-Sisa Bahan Upakara

Seniman Made Jodog: Membuat Karya Bisa dari Jerami-Sisa Bahan Upakara

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 19 Agu 2024 22:39 WIB
Seniman sekaligus Dosen Seni Rupa Murni ISI Denpasar I Made Jodog saat mengisi lokakarya di Festival Seni Bali Jani VI yang berlokasi di Art Center, Denpasar, Minggu (18/8/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Seniman sekaligus Dosen Seni Rupa Murni ISI Denpasar I Made Jodog saat mengisi lokakarya di Festival Seni Bali Jani VI yang berlokasi di Art Center, Denpasar, Minggu (18/8/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Denpasar - Seniman sekaligus Dosen Seni Rupa Murni Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Made Jodog mengatakan semua orang bisa membuat karya seni dari pertanian atau sesuatu yang ada di dekat manusia. Dari jerami hingga sisa-sisa bahan upakara agama Hindu.

Jodog menjelaskan jerami dapat disulap menjadi patung yang indah dan memiliki nilai ekonomis. Gagasan memanfaatkan jerami tersebut muncul dari kegiatan yang dia lakoni di area pertanian selama ini bersama orang tuanya.

"Gagasan itu muncul untuk bagaimana dalam kondisi sekarang ini, kita bisa meng-upgrade sesuatu dari pertanian. Sehingga nanti bisa memberikan nilai tambah dalam tani melalui kreativitas sesuai dengan bidang saya," ucapnya seusai mengisi lokakarya di Festival Seni Bali Jani VI di Art Center, Denpasar, Minggu (18/8/2024).

Menurutnya, jerami memiliki berbagai potensi untuk dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis karya seni. Tak hanya jerami, sisa-sisa bahan upakara agama Hindu juga dapat dimanfaatkan sebagai karya seni.

"Selama ini itu (jerami) dibiarkan dan dibuang begitu saja. Sesungguhnya kita bisa garap artistik yang ada di sana itu dan kita combine (gabungkan). Itu bisa menghasilkan karya kreatif yang sangat tinggi. Selain bisa dibuat relief, bisa juga seni lukis dan dijadikan material untuk perform, karya 2 dan 3 dimensi," jelasnya.

Dia meyakini jika seseorang lebih mendalami lebih jauh dan mengkreasikan bahan-bahan tersebut dengan artistik dan berkonsep, tentunya akan lahir suatu karya yang indah dan memiliki nilai ekonomis.

Jodog telah menghasilkan ratusan karya patung dan mengikuti sekitar 40-an pameran hingga saat ini. Dalam berkarya, dia menjunjung cara mencintai lingkungan.

Karya-karyanya banyak digemari oleh kolektor di berbagai negara. Seperti Asia, Eropa, hingga Amerika. Di sisi lain, dalam lokakarya di Festival Seni Bali Jani VI Jodog juga menampilkan karyanya yang bernama performance art instalatif.

Dalam performance art tersebut, Jodog meletakkan batu dan dua balok berbahan jerami, Batu dan balok jerami kemudian dikreasikan melalui proses kreatif yang disebut Sandi Rupa.

"Harapannya ini akan membuka kreativitas dan mendorong penonton untuk membuka diri bahwa menciptakan sesuatu itu bisa dari sesuatu yang simpel sekali," kata pria kelahiran 31 Desember 1969 ini.

Sementara itu, mahasiswa ISI Denpasar Jurusan DKV, Keni Heriyadi, antusias dalam mengikuti lokakarya serangkaian Festival Seni Bali Jani VI tersebut. Dia senang bisa berinteraksi langsung dalam membuat instalasi.

"Acaranya menarik karena selain untuk mengisi waktu luang di masa libur semester, saya juga dapat ilmu tentang seni rupa pertunjukan dan instalasi," ucapnya.


(nor/nor)

Hide Ads